Cegah "Sillent Killer" dengan Minyak Goreng Yang Baik

Assalamu'alaikum, 


Menjadi sehat, bugar tentunya menjadi pilihan semua orang. Banyak hal diupayakan untuk menuju sehat diantaranya ada yang rajin berolahraga, memasak sendiri dan membawa bekal ke sekolah/kantor, tidak jajan sembarangan its means pilih-pilih tempat makan yang higienis. Semua hal baik dilakukan demi mendapatkan tubuh yang sehat. Saya sendiri belajar memasak karena ingin lebih sehat dan menghindari si vetsin/MSG. Intinya yang kita tahu masakan rumah tentunya lebih sehat dunk ya, daripada makan diluar rumah hehe. Tapi tahukah anda, ternyata masakan rumah pun bisa menjadi biang kerok munculnya the silent killer? Iiiiih serem...kok bisa? 
Mau tahu kenapa? Yuk di simak :)


Rabu, 25 Januari 2016, bertempat di Ballroom Cheers Residental RSPP, Jakarta Selatan. Saya mengikuti Simposium dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional bersama Sunco dengan tema “Masakan Rumah The Silent Killer”. Mendengar temanya pasti langsung pada kaget ya? Sebelum membahas ke temanya, acara dimulai dengan games seru, salah satu peserta maju untuk mewakili yang hadir dari berbagai daerah JABODETABEK. Gamesnya cukup unik sih ini, para peserta diberikan tantangan untuk foto selfie sebanyak-banyaknya dalam waktu 20 detik. Yang terbanyak dialah yang menang…uhuy deh haha…



Ini dia para peserta games :)
                            
Beberapa narasumber yang hadir adalah :
  1. Dr. Entoz Zainal, DCN, SP, MPHM (Sekjen PERSAGI)
  2. Theresia Irawati, SKM, M.kes. (Kasi Kemitraan Subdit Advokasi dan Kemitraan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia)
  3. dr. Tirta Prawita Sari (Sekretaris Komite Nasional dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular IDI) 
  4. Maulina Wijaya (Deputy Marketing Manager Sunco)
  5. Christian Sugiono (Brand Ambasador dari Sunco)

Narasumber (Sumber : @resi_san)

Acara di Moderatori oleh Bapak Muhammad Zulkifli, M.Si. yang membuka acara dengan pertanyaan, kenapa sih masakan rumah berpotensi sillent killer?

Salah satu sebabnya adalah dalam hal pemilihan minyak goreng. Banyak kaum urban yang cenderung memilih hidup yang serba praktis dalam kesehariannya, hingga tidak memperhatikan kriteria minyak goreng yang baik yang digunakan dalam memasak. Selain itu juga penggunaan minyak goreng yang berulang-ulang dalam penggorengan, niatnya sih irit dan hemat tapi yang ada malah menyebabkan penyakit :( 

Ibu Mulina Wijaya, Deputy Marketing Manager Sunco pun menegaskan "Jika minyak sudah berubah warna akibat sisa makanan, sebaiknya ganti dengan minyak yang baru". Selain itu, hindari penggunaan suhu terlalu panas saat memasak, karena dapat membentuk radikal bebas yang merugikan kesehatan dan merusak kandungan vitamin dalam minyak goreng. Yuk ah lebih aware mulai sekarang untuk kesehatan keluarga di masa depan.

Minyak sendiri diperlukan dalam gizi yang seimbang, Lemak/minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya hidangan. Segala sesuatu yang dikonsumsi secara berlebihan tentu akan berakibat tidak baik untuk tubuh kita, misalnya kelebihan lemak akan menyebabkan obesitas dan penyakit degeneratif, seperti kanker, penumpukan lemak di hati, dan yang paling populer yaitu jantung koroner. Nah untuk itu pemilihan minyak goreng baik yang #dikit nempel di makakan sangat baik untuk makanan yang digoreng.

Dr. Entoz Zainal mengungkapkan bahwa gizi adalah kunci untuk menciptakan anak cerdas, bagaimana anak lahir itu tergantung dari asupan gizi sang ibu saat masa kehamilan. Ingat 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dimulai dari saat ibu mengandung, so perhatikan asupan gizinya ya agar anak tumbuh sehat dan optimal sesuai dengan perkembangan umurnya.

 
Berikut ini adalah Dampak kekurangan Gizi pada awal kehidupan terhadap kualitas SDM 
  1. Gagal tumbuh, Berat Lahir Rendah, Kecil, Pendek, Kurus
  2. Hambatan perkembangan kognitif, bisa dilihat dari nilai sekolah dan keberhasilan     pendidikan
  3. Menurunkan produktivitas pada usia dewasa
  4. Gangguan metabolik (lemak, karbohidrat, protein) sebagai resiko utama PTM (Diabetes tipe II, Stroke, Penyakit Jantung, Kanker, dll) pada usia dewasa

Gizi sangat berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan otak. Zat gizi yang diperlukan ini  terdiri dari : 
  • Zat Gizi Makro (Energi, Protein dan Lemak)
  • Zat Gizi Mikro (Vitamin dan Mineral)

Zat gizi makro ini berpengaruh terhadap perkembangan otak, diantaranya :
  1. Pengaruh terhadap struktur anatomi otak, yang mempengaruhi sel-sel syaraf dan sel-sel pendukung
  2. Pengaruh terhadap kimia otak
  3. Pengaruh terhadap fisiologi otak

                          

Selanjutnya Ibu Theresia Irawati, memaparkan bahwa dalam 30 tahun terkahir ini terjadi perubahan pola penyakit seiring dengan perubahan gaya hidup seperti kurangnya aktifitas fisik alias kurang bergerak, masyarakat urban saat ini cenderung menginginkan sesuatu yang praktis, cepat dan instan, ditambah dengan kurang mengkonsumsi buah dan sayur, kebiasaan memakan makanan yang manis dan gurih hal ini mengakibatkan jumlah penyakit tidak menular menjadi meningkat. 


Oleh karena itu Kementrian Kesehatan aktif mengajak masyarakat untuk melakukan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat), apa sajakah itu?

  1. Aktif Berolahraga 
  2. Mengkonsumsi sayur dan buah, perhatikan konsumsi GGL
  3. Tidak merokok
  4. Menggunakan Jamban
  5. Membersihkan lingkungan
  6. Memeriksa kesehatan secara rutin
  7. Tidak mengkonsumsi alkohol

                             


dr. Tirta Prawita Sari menambahkan bahwa mengkonsumsi lemak merupakan salah satu penyebab PTM, akan tetapi produk seperti minyak kelapa itu tidak berbahaya bagi kesehatan. Yang perlu di waspadai adalah kehadiran lemak trans. Lemak Trans adalah lemak yang mengalami dihidrogenase yang terbentuk dari lemak cair dibuat menjadi lemak padat dengan penambahan atom hidrogen pada molekulnya. Biasanya lemak trans ini banyak digunakan restoran cepat saji karena dapat digunakan untuk menggoreng berulang kali. 
Nah berikut ini tips untuk menghindari lemak trans : 
  1. Mengurangi konsumsi makanan yang telah diproses
  2. Memilih menggunakan butter daripada margarin
  3. Memilih olive oil/minyak kelapa daripada minyak sayur
  4. Untuk menggoreng, pilih minyak kelapa/sawit daripada minyak lain
  5. Baca dan teliti label pada kemasan makanan


SUNCO adalah salah satu pilihan #MinyakGorengBaik, KENAPA?

  1. Bening, karena diproduksi melalui  5 x proses yaitu 3x pemurnian dan 2x penyaringan
  2. Diproduksi dari buah kelapa sawit segar pilihan
  3. Karakternya seperti air dan sedikit nempel di makanan
  4. Tidak mudah beku, ini menandakan kandungan lemak jenuhnya yang sedikit
  5. Difortivikasi dengan vitamin A 


Christian Sugiono sebagai Brand Ambasador dari Sunco menceritakan aktivitasnya sehari-hari yang selain sibuk dengan syuting dan juga bisnisnya. Kunci hidup sehat ala aktor tampan ini adalah istirahat dan tidur yang cukup, berolahraga dan juga pola makan yang sehat, dan tetunya kegiatan masak memasak dirumahnya sudah menggunakan minyak goreng Sunco sejak lama. Olahraga yang digemarinya adalah berenang dan lari treadmil. Pada kesempatan ini, suami Titi Kamal itupun membuktikan kebaikan SUNCO dengan melakukan tes organoleptic yaitu dengan meminum minyak goreng Sunco, lalu apa komentarnya? Menurutnya tidak berasa apa-apa kaena langsung mengalir, licin dan tidak kental :)  

Sekarang sudah pada tahu kan #MinyakGorengBaik itu bagaimana ciri-cirinya, oiya untuk informasi selengkapnya bisa kunjungi FansPage Sunco Indonesia dan juga aneka resep sehat dan istimewa www.resepsehat.com


                       

nonamelinda sudah memilih SUNCO, Bagaimana dengan kalian? ^_^


4 komentar

  1. jadi takut efek makan makanan yang minyaknya banyak nempel di makanan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo mak, mulai sekarang harus mengurangi makan gorengan yak hehe

      Hapus
  2. Sesekali boleh la ya makan gorengan, asal minyaknya baik seperti Sunco.

    BalasHapus
  3. Yuhu, tapi biasanya kalau udah makan sebiji pke cabe rawit biasnaya maunya nambah lagi hahaha

    BalasHapus