Terapkan Pola Asuh Sehat dengan Konsep Mindful Parenting

Cerita Tentang MPASI Tuan Muda Lyosha

Yuhu, saat Tuan Muda mulai MPASI dokternya bilang begini..."Bunda, nanti langsung perkenalkan menu lengkap ya, komplit ada karbohidrat, protein juga lemak, MPASI ADEKUAT! Sayur dan buah boleh tapi porsinya cuma sedikit aja, buat perkenalan". 

Apa yang disampaikan oleh DSA sama persis dengan ilmu yang aku pelajari ataupun baca-baca. Alhamdulillah, kini usia Tuan Muda sudah 15 bulan. Dari awal MPASI aku sudah memperkenalkan buah dan sayur dalam porsi yang sedikit tentunya, pas usianya 8 bulanan aku mulai kasih dia makanan yang bisa dipegang sendiri (finger food) sekaligus melatih motoriknya. Soalnya emang lagi seneng-senengnya makan sendiri gitu. And voila dia excited banget loh ;) Liat aja tuh fotonya hihihi. 


              

Oiya aku juga buatin cemilan yang kaya kalori seperti pudding jagung, kadang aku kasih tambahan fla yang terbuat dari santan, susu full cream dan sedikit SKM (Susu Kental Manis). Ini enak banget deh, aromanya aja wangi menggoda, dan Tuan Muda suka sekali apalagi pas lagi fase tumbuh gigi, pudding yang dingin jadi menu andalan. 

Hmmm, btw yang namanya Susu Kental Manis itu bukan untuk dikonsumsi langsung sebagai susu ya, melainkan sebagi topping. Faktanya masih ada sebagain orang yang memberikan anaknya susu kental manis untuk dikonsumsi sehari-hari :( Duuuh ini bahaya banget karena mengandung banyak gula, bisa obesitas nanti. 

Kita sebagai orangtua emang wajib banget melek gizi juga melek literasi, karena yang namanya ilmu pengetahuan itu terus berkembang. Apa yang berlaku saat ini, belum tentu 5-10 tahun ke depan masih berlaku. 


Persepsi Masyarakat Tentang Kental Manis

  • Pada Tahun 2018 
Dilakkan survey tentang persepsi masyarakat tentang susu kental manis yang dilakukan oleh YAICI bersama YPN dan Stikes Ibnu Sina Batam, pada periode Maret sampai dengan April. Survey dilakukan terhadap 400 ibu di kelurahan Mandonga, Kota Kendari dan 300 ibu di Kelurahan Sagulung Kota, Kec. Sagulung, Kota Batam yang memiliki anak usia 7 tahun. Hasil survey menyatakan bahwa masyarakat memiliki persepsi bahwa susu kental manis adalah susu yang bisa di konsumsi layaknya minuman susu untuk anak. 

Sebanyak 73% hasil polling informasi tentang Susu Kental Manis adalah Susu diperoleh dari iklan TV/Radio/Media Massa lainnya, 13% dari Petugas Puskesmas, 9% dari Sumber lainnya, dan 5% dari tenaga kesehatan (dokter/bidan/perawat). 

  • Pada Tahun 2019
Dilakukan survey tentang persepsi masyarakat tentang susu kental manis yang dilakukan oleh PP Aisyiyah. Survey dilakukan terhadap 2.700 ibu dengan anak berusia 0-59 bulan (0-5 tahun). Total responden berjumlah 2.700, yang tersebar di 9 kota /kabupaten di 3 Provinsi, yakni Aceh, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara. 

Porsentase hasil pollingnya adalah sebagai berikut : 
  1. 37% Ibu beranggapan susu kental manis/krimer kental manis adalah susu dan produk minuman yang menyehatkan anak.
  2. 22% Ibu memberikan susu kental manis/krimer kental manis dengan porsi 1 gelas per hari. 
  3. 26,7% Ibu memberikan susu kental manis/krimer kental manis kepada anaknya setiap hari.
  4. 26% Ibu memberikan susu kental manis/krimer kental manis dengan takaran lebih dari 3 sendok makan untuk 1 gelas penyajian. 
Sementara itu terdapat 14,5% Anak dengan gizi buruk mengkonsumsi SKM/KKM lebih dari 1 kali dalam sehari, 29,1% Anak dengan status gizi kurang mengkonsumsi lebih dari 1 kali dalam sehari, dan 56,4% Anak dengan gizi cukup tidak mengkonsumsi susu kental manis. 


Perilaku Masyarakat Saat Ini

Temuan di lapangan :
  1. Banyak orangtua tahu kental manis bukan susu atau makanan instan itu tidak sehat tapi tidak peduli
  2. malas dan lebih senang membeli makanan yang siap saji
  3. Gengsi kalau tidak mengikuti trend yang terjadi

Kenapa sih kental manis tidak boleh diseduh? Karena kental manis ini bukan menjadi sumber makanan utama, kandungan gulanya juga tinggi sehingga tidak boleh untuk diseduh untuk diminum. 

“Harusnya SKM tidak lagi jadi polemik” dr. Ali Alhadar, Sp.A (K), Dokter Spesialis AnakHarusnya SKM tidak baik sama sekali menjadi rutinitas, menurutnya seharusnya ini adalah peran pemerintah membuat kampanye untuk tidak  memberikan SKM pada anak karena Angka Kecukupan Gizinya (AKG) sangat jauh dan proteinnya sangat sedikit. “Kalau anak minum SKM rasa kenyangnya akan timbul sehingga membuat anak tidak mau makan”. 

Ibu Rahayu Saraswati, Ibu sekaligus Public Figure menambahkan untuk peletakan SKM, kita harus melakukan lobbying perusahaan, atau komplain kepada managernya. Baik pasar atau supermarket agar mereka tahu penaruhan SKM itu harus dekat dengan bagian topping seperti meses atau baking, tidak dekat dengan susu formula. 

Jika bapak atau ibu menemukan peletakan SKM yang salah, ibu bisa komplain ke managernya. Hal ini saya rasa masih sangat-sangat bisa untuk diperjuangkan.


Webinar Parenting sekaligus Kesehatan 

Saat ini, Indonesia masih dihadapkan pada tantangan berbagai permasalahan gizi, yaitu masih tingginya prevalensi stunting (pendek/kerdil), underweight (berat kurang), wasting (kurus), karena rendahnya literasi masyarakat akan gizi dan tingginya konsumsi kental manis sebagai minuman susu pada anak. Yusri Heni Astuti, Ketua Yayasan Karakter Eling Indonesia.

Agar tumbuh kembang anak optimal, orang tua harus dibekali dengan pengetahuan mengenai gizi anak dan keluarga. Asupan gizi yang tepat bagi anak merupakan penentu masa depan, apakah anak akan menjadi generasi yang produktif atau menjadi generasi dengan beban penyakit tidak menular seperti diabetes, jantung, obesitas. 

Oleh karena itu, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama dengan Yayasan Karakter Eling Indonesia dan Komunitas Menata Keluarga dalam upaya menyebarluaskan dan meningkatkan derajat kesehatan dan pengetahuan gizi masyarakat menggelar webinar Mindful Parenting yang bertema : “Membangun Karakter Kesadaran Gizi Keluarga Melalui Mindful Parenting” 

Acara ini berlangsung pada tanggal 12 Oktober 2021, dengan beberapa narasumber : 

  • Arif Hidayat SE., MM, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia
  • Melly Amaya Kiong, Founder Komunitas Menata Keluarga dan Pembina Yayasan Karakter Eling Indonesia. 
  • Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, (K), FAAP, FRCPI (Hon), Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia 
  • Ibu Rahayu Saraswati, Ibu sekaligus Public Figure 

Acara ini dimoderatori oleh Kang Maman Suherman. 

Harapannya, dengan diselenggarakannya webinar ini untuk memberikan cara kepada orang tua untuk membentuk kebiasaan baik pada keluarga, khususnya anak sejak usia dini. 


Keluarga adalah sel terkecil sebuah negara, jika keluarga kuat maka akan membangun masyarakat yang sehat, jika masyarakat sehat maka negara jadi kuat -Melly Amaya Kiong-


Terapkan Pola Asuh Sehat dengan Konsep Mindful Parenting

Ngomongin soal parenting nih menarik ya, apalagi buat aku yang baru jadi Ibu hehehe. Bekal buat mendidik anak dengan pola asuh yang baik itu penting! Ada yang  udah pernah denger Mindful Parenting? 

Mindful Parenting, Apa itu? 

Adalah pola asuh orangtua dengan kesadaran penuh dalam memberikan perhatian dan tidak memberikan penilaian negatif terhadap pengalaman anak. Ketika kita menerapkannya akan banyak manfaatnya diantaranya adalah : 

  • Orangtua terhindar dari stres yang diakibatkan pengasuhan (parenting stres) 
  • Mampu menghargai pendapat dan tindakan anak
  • Mampu melaksanakan peran sebagai orangtua 
  • Menjalain hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak.

Mindful Parenting ini memiliki 5 konsep yakni :

  1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
  2. Tidak menghakimi
  3. Pengendalian emosi diri
  4. Adil dan bijaksana
  5. Welas Asih

5 konsep mindful parenting ini bisa kita aplikasikan dalam membersamai anak tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas dan berkahlak baik. Yuk, kita sama-sama belajar untuk menjadi orangtua yang baik :)

Melly Amaya Kiong, Founder Komunitas Menata Keluarga dan Pembina Yayasan Karakter Eling Indonesia, "menyatakan bahwa dalam proses mindful parenting agar anak-anak diberikan ruang untuk berpikir (critical thinking) dan menjelaskan why nya”.

Apa yang bisa dilakukan orangtua? Bangun kesadaran mendidik anak dengan mindful parenting. Dengan mindful parenting anak tau apa yang ia butuhkan dan ia inginkan. Nah anak-anak inilah yang dibutuhkan untuk bonus demografi 2045.

Akupun masih belajar dan terus belajar buat menjadi orangtua yang baik, bijak dan memahami apa yang anak inginkan. Yuk kita sama-sama belajar dan menerapkan kosep mindful parenting ini! 

Tidak ada komentar