#PrematurBukanHalangan : Dukung dan Optimalkan Tumbuh Kembangnya!

Senyum ceria, usil, lincah nan menggemaskan itu yang terlihat dari bocah berwajah tampan dan bermata sipit ini. Namanya Aqil, piawai berlengak-lenggok di panggung bak model cilik yang profesional. Sungguh senyum manisnya dan gayanya mampu menarik perhatian juri. Prestasinya dalam dunia modelling cukup bisa diperhitungkan lah, keren juga ini orangtuanya mampu melihat potensi&bakat anaknya!

Siapa sangka bocah ini dulunya terlahir prematur loh, di saat usia 35 weeks dengan berat badan 2,65 Kg karena sang ibu mengalami kontraksi dini dan sempat dirawat, saat dirawat itu ketuban pecah dan bayi harus dilahirkan segera. Kalau dilihat dari berat badannya sih masih dalam kategori normal ya. Saya yang mendengar ceritanya langsung dari Mamanya Aqil pun ikut merinding. Yap, siapa sih yang ingin anaknya lahir prematur? Tapi ini sudah menjadi kehendak Allah, yang harus dilalui. 

                          


Berbeda dengan Khalid, bayi mungil ini terlahir prematur dengan berat badan  sekitar 1 Kg di usia kehamilan 8 bulan. Sangat mungil dan lair dengan kelainan jantung bawaan. Nina, Ibu Khalid diduga mengalami hipertensi dan diabetes. Sebelumnya juga Nina pernah mengalami keguguran 3 kali, Khalid ini anak ke lima loh, saat memasuki usia kepala empat Allah menitipkan amanah si baby mungil yang alahamdulillah sehat berkat penanganan yang tepat. Memberikan perhatian seperti belaian, sentuhan menjadi stimulasi awal dalam membantu tumbuh kembang anak yang lahir prematur.


                   


Pengertian Bayi Prematur!

Tadi sudah lumayan banyak disebutkan mengenai bayi prematur, jadi apa sih arti dari bayi prematur itu? Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 weeks. Dimana dengan kondisi tersebut, kemungkinan beberapa organnya seperti jantung, paru-paru belum terbentuk secara sempurna. Sehingga semakin awal kelahiran, tumbuh kembang organ semakin kurang baik dan kemungkinan infeksi dan kematian menjadi semakin meningkat.

Ternyata pada tahun 2013 saja, Indonesia sudah berkontribusi sebesar 15% atas kelahiran prematur di seluruh dunia dan berada di urutan ke 5 dunia. Memang jumlah penduduk di Indonesia tinggi dan angka kelahirannya juga tinggi, namun ternyata angka kejadian bayi prematur sebesar 15.5% (Blencowe, et al. 2012; Liu, et al. 2012) sehingga berkontribusi cukup besar terhadap peringkat kelahiran bayi prematur di dunia.

Dok. Nutrisi Untuk Bangsa (NUB)
Saya pun makin tercerahkan mengenai bayi prematur saat menghadiri Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Nutrisi Untuk Bangsa (NUB) dalam rangka World Prematurity Day yang diperingati setiap tanggal 17 November dengan mengangkat tema “Dukung Si Kecil yang Lahir Prematur untuk Tumbuh Kembang Optimal” yang berlokasi di Ocha&Bella, Menteng, Jakarta Pusat. Tujuannya untuk menyemarakan, menebarkan sekaligus mengedukasi tentang bayi prematur agar lebih aware akan keberadaan bayi prematur.  

Acara ini dihadiri oleh beberapa blogger, para orangtua pejuang yang memiliki anak prematur, dr. Putri Maharani Tristanita, SpA (K) dokter anak konsultan Neonatologi,  juga Social Media Influencer Joana Alexandra.



#PrematurBukanHalangan : Dukung dan Optimalkan Tumbuh Kembangnya!


Bayi yang lahir prematur bukan halangan untuk tumbuh optimal, seperti bayi yang lahir tepat bulan. Penanganan yang tepat, pantauan tumbuh kembang secara berkala penting dilakukan untuk memastikan mereka tumbuh secara optimal. 

Oleh karenanya bayi yang lahir prematur membutuhkan perhatian dan penanganan khusus agar bisa mendukung tumbuh kembang dan masa depannya. Disadur dari Hovl, et al. 2007, bahwa bayi yang terlahir dengan kondisi prematur memiliki banyak tantangan kesehatan setelah lahir seperti gangguan pernafasan, peningkatan resiko penyakit tidak menular atau non communicable diseases (NDS) seperti darah tinggi, jantung dan diabetes di kemudian hari, atau masalah kesehatan yang lain. dr. Putri Maharani Tristanita Marsubrin, SpA (K) dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyatakan bahwa masalah lain yang dihadapi dari bayi prematur adalah metabolisme badan yang tinggi, kebutuhan nutrisi yang tinggi, cadangan nutrisi yang rendah serta intoleransi makanan. Selain itu juga yang menjadi kekhawatiran adalah kegagalan pertumbuhan dan stunting sehingga bayi terlihat lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata bayi seusianya.


Agar resiko kelahiran bayi prematur menurun, yang harus diperhatikan adalah mengetahui kondisi ibu yang sedang mengandung. Kondisi ibu yang mengalami darah tinggi atau hipertensi, diabetes, asma, ganggun tiroid, pre-eklamsia serta gangguan auto imun dan anemia merupakan beberapa faktor yang dapat memicu bayi lahir prematur.

Data dari Riskedas pada tahun 2013 menyebutkan bahwa sebanyak 37.1% ibu hamil menderita anemia, dimana sebanyak 36.4% berada di kawasan perkotaan dan 37.8% berada di pedesaan. Selain itu usia saat ibu mengandung anak pertama juga menjadi salah satu penyebab bayi lahir prematur, yaitu usia ibu yang kurang dari 19 tahun dan lebih dari 40 tahun. Oleh karenanya, perencanaan kehamilan pada usia yang sesuai dan kesehatan serta asupan gizi yang mencukupi, diharapkan menjadi perhatian bagi para ibu yang merencanakan untuk hamil. Selain itu, jika sudah mengandung, pastikan untuk rutin melakukan pengecekan kandungan ke dokter sehingga tumbuh kembang janin dapat dipantau oleh dokter.

Namun jika anak sudah terlahir dengan prematur, perawatan ekstra harus dilakukan. Sebaiknya memang jika memiliki dana yang mencukupi, bayi yang lahir prematur menjalani perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Namun jika memang dana yang dimiliki kurang mencukupi, pastikan kondisi bayi dalam keadaan hangat, dimana cara yang bisa ditempuh adalah dengan pengkondisian bayi dalam inkubator atau dengan metode kanguru. 

Selain itu yang utama juga adalah pemberian nutrisi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bayi. dr. Putri menyatakan bahwa ketika bayi lahir prematur, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah penanganan nutrisi untuk mengejar ketinggalan tumbuh kembang selama periode emas 1000 HPK. Pemberian nutrisi bersifat individual dan dipantau menggunakan grafik pertumbuhan. Selanjutnya bayi prematur yang baru lahir dengan pertimbangan klinis khusus memerlukan skrining pemeriksaan mata, telinga, tulang, darah dan usg kepala karena kelompok bayi ini rentan terhadap gangguan pada sistem vital tersebut.

Moms, meskipun pada beberapa kasus persalinan prematur tidak dapat dihindari, namun ada beberapa hal yang perlu diwaspadai yang dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, seperti kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, malnutrisi pada ibu yang mengandung, diabetes, preeklamsia, serta faktor genetik. Nah untuk itu ibu hamil perlu lebih ekstra menjaga pola hidup sehat bugar seimbang selama masa kehamilan ya!

Dok. Nutrisi Untuk Bangsa (NUB)


Gejala dari kelahiran Prematur

1. Rasa sakit pada punggung bagian bawah yang tidak hilang walaupun telah mengganti posisi tubuh (terus menerus atau sesekali)
2. Kontraksi setiap 10 menit atau lebih
3. Pendarahan pada daerah kewanitaan
4. Jumlah keptihan yang meningkat
5. Munculnya gejala flu, seperti pusing, mual, dna diare
6. Kram pada perut bagian bawah, mirip seperti nyeri haid
7. Rasa tertekan pada bagian panggul dan daerah kewanitaan
8. Keluar cairan dari daerah kewanitaan. 

Jika ibu hamil mengalami gejala-gejala yang saya sebutkan di atas, sebaiknya segera menghubungi bidan atau dokter kandungan. Coba konsultasikan ya Moms, karena penanganan yang lebih cepat akan lebih baik demi kesehatan Mom dan si Kecil :)

Si Kecil yang terlahir prematur memiliki risiko gangguan kesehatan yang lebih besar, dibandingkan dengan ana yang lahir cukup bulan. Selain itu, ia juga sangat rentan terhadap ketidakstabilan suhu, kesulitan makan, gula darah rendah, infeksi dan kesulitan bernapas. So, dibutuhkan perhatian dan perawatan ekstra untuk Si Kecil yang terlahir prematur. Bukan hanya Si Kecil aja loh yang perlu perhatian, Mommynya juga perlu mendapat perhtian dan dukungan dari keluarga agar dapat tetap tenang dan bahagia sehingga produksi ASI pun lancar.  

Tata Laksana bagi Si Kecil yang Terlahir Prematur :

1. Menjaga Kehangatan 

Menjaga Si Kecil yang baru lahir agar tetap hangat dapat menurunkan jumlah kematian sebanyak 18-42%. Metode untuk emnjaga suhu SI kecil prematur meliputi pengeringan dna pembungkusan, meningkatkan suhu lingkungan, menutup kepala Si Kecil (misalnya dengan topi rajutan)

2. Perawatan dengan Metode Kanguru (PMK)

Perawatan dengan metode ini dapat dimulai sesegera mungkin setelah kondisi Si Kecil stabil dan juga Moms telah memahami metode ini dan mendapat izin dari dokter. 

3. Mencegah Infeksi 

Si Kecil yang terlahir prematur lebih rentan terkena infeksi. Biasakan untuk mencuci tangan sebelum menyentuh Si Kecil dan jagalah kebersihan ruangan dan tempat tidurnya. USahakan agar sirkulasi udara di ruangan Si Kecil baik dan sinar matahari dapat masuk.

4. Meningkatkan Pemberian ASI

Yes, ASI merupakan makanan terbaik bagi si Kecil baik itu yang terlahir normal ataupun terlahir prematur hingga berusia 6 bulan. Agar Si Keci; mendapatkan manfaat ASI untuk nutrisi, imunitas, dan perkembangannya. 

Tidak ada komentar