Ciptakan Kebiasaan Makan yang Baik Pada Anak Sejak Dini!

Perjuangan seorang ibu itu emang berat ya, nda heran Surga ada di telapak kaki Ibu deh. Gimana nda berat, setelah berjuang melahirkan, lalu memberikan ASI/menyusui selama 2 tahun. Ketika ASI Ekslusif (6 bulan) berhasil terlewati, itu tandanya bayi mulai bisa diberikan MPASI (Makan Pendamping ASI). 

Kadang, urusan makan si kecil bikin kita excited, deg-degan sekaligus rempong ya hehehe. Ada beragam kekhawatiran rasanya di kepala ini, takut nanti makannya dilepeh, nda doyan makanan yang udah kita buat, dll. 

Butuh trik khusus agar si kecil mau menghabiskan makanannya, berbagai cara pun dilakukan oleh orangtua seperti membuat pengalaman makan dengan cara yang menyenangkan. Karena, waktu makan bukan hanya waktu untuk pemenuhan gizi saja loh, tapi juga dapat dijadikan waktu bonding antara orangtua dan Si Kecil. Hal ini juga dapat mempengaruhi kemampuan sosialnya! Ketika menyuapi Si Kecil makan, kita bisa sambil bercerita atau berinteraksi jadi suasananya nyaman ;)  

Kasus gizi buruk cukup menjadi perhatian, menurut data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa masih ada 30,8% balita Indonesia yang mengalami pendek dan sangat pendek (stunting), serta 17,7% balita Indonesia mengalami gizi buruk dan gizi kurang.

Edukasi tentang kesehatan selalu menarik untuk diulas, #BicaraGizi yang diselenggarakan oleh Nutrisi Bangsa berlangsung pada tanggal 28 Mei 2019 yang berlokasi di Beranda Kitchen, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini mengangkat tema "Membangun Kebiasaan Makan Yang Baik (Healthy Eating Habit) Sejak DIni untuk Mendukung Tumbuh Kembang Optimal Anak". 




Ciptakan Kebiasaan Makan yang Baik 
Pada Anak Sejak Dini!

Pemenuhan nutrisi pada periode 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK) akan menentukan masa depan si kecil, apakah akan overweight, underweight, atau stunting. Maka dari itu, peran orang tua di sini sangatlah penting dalam memahami dan menerapkan kebiasaan makan yang baik (healthy eating habit) yang tepat dari orangtua.

Periode kehidupan Si Kecil sejak lahir hingga berusia 2 tahun adalah ‘periode emas’ dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian nutrisi yang tepat di periode emas rentang usia tersebut dapat mencegah Si Kecil dari gagal tumbuh/stunting. Karena itu, penting untuk memberikan beragam nutrisi yang memadai dan melalui pola makan sehat. 
Tanda-tanda Si Kecil sudah siap makan itu diantaranya adalah :

  • Sudah dapat duduk dengan bantuan minimum
  • Menunjukkan ketertarikan saat melihat orang makan
  • Sudah dapat menegakkan kepala

Nah jika tanda-tanda seperti di atas sudah muncul, itu artinya Si Kecil sudah siap untuk diberikan MPASI. Oiya Bunda, saat Si Kecil mulai MPASI sebaiknya Bunda membentuk kebiasan makan Si Kecil saat awal pemberian MPASI. Karena hal ini dapat mempengaruhi pola makannya hingga kemudian hari. 

Pemberian MPASI atau makanan padat sebaiknya juga disesuaikan dengan tahapan usianya ya. Apa yang harus diperhatikan dan bagaimanakah membentuk pola makan sehat sesuai tahapan? Cek selengkapnya di bawah ini : 



Pemberian makan dengan cara yang benar dan tepat dapat meningkatkan kemampuan Si Kecil untuk makan sendiri dan juga meningkatkan komunikasi antara Bunda dan Si Kecil. Lalu apa saja yang harus diperhatikan? 
1. Kemampuan makan Si Kecil 
Mengingat kapasitas lambung Si Kecil masih relatif kecil maka frekuensi pemberian makna harus ditingkatkan secara bertahap. Yup, peningkatan ini sekaligus untuk memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya yang smeakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia Si Kecil. 

2. Jadwal Makan Si Kecil 
Si Kecil biasanya akan menunjukan tanda lapar dan kenyang dengan bahasa tubuhnya sehingga penting bagi kita orangtua untuk dapat mengenalinya. 

Masa pengenalan makanan padat (weaning) atau juga dikenal dengan MPASI adalah bagian penting dari periode 1000 hari Pertama Kehidupan (HPK) karena pemenuhan nutrisi pada masa tersebut akan menentukan masa depan Si Kecil. 

Well, selain kebiasaan makan yang baik, pemenuhan nutrisi juga dapat didukung oleh cara pemberian makanan yang benar. Penerapan kebiasaan makan yang baik pada masa pengenalan makanan padat secara bertahap dapat dimulai dengan memperkenalkan tekstur, frekuensi, variasi makanan, hingga porsi makanan secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan pada tiap tahapan tumbuh kembang  anak. 



Ada berbagai cara pemberian MPASI atau pengenalan makanan padat, diantaranya yang popular dimasyarakat seperti menu tunggal, menu 4 Bintang, spoon-feeding, hingga baby-led-weaning (BLW). 

Bingung mau pilih yang mana? Tinggal disesuaikan aja sama kemampuan anak kita dengan merujuk rekomendasi WHO. Hal ini juga ditegaskan oleh dr. Frieda Handayani, Sp.A (K), Dokter Spesialis ANak Konsultan Gastrohepatologi yang menekankan bahwa metode apapun yang diterapkan harus mengutamakan kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung setiap tahap tumbuh kembang yang berbeda. 

Cermati betul pemberian MPASI dari segi nutrisi, frekuensi, tekstur, hingga porsinya harus disesuaikan dnegan kebutuhan anak. Karena kesalahan dalam pemberian MPASI dapat berujung pada kesulitan makan pada anak dan kondisi malnutrisi, seperti stunting. 

Kebutuhan gizi anak usia weaning terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein (makronutrien) dan vitamin dan mineral (mikronutrien). Oiya, sebaiknya tidak memberikan makanan yang pedas dan yang berbumbu tajam, buah yang terlalu asam, makanan yang mengandung gas, hingga makanan yang mengandung banyak gula, garam, penyedap rasa, hingga lemak jenuh. 

Untuk membentuk kebiasaan makan yang baik, selain memperhatikan faktor nutrisi, tekstur, porsi hingga frekeuensi makanan yang penting dan perlu diperhatikan adalah keamanan pangan. 

Hal ini dikarenakan bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh dimakanan seperti daging, ikan, telur, susu, kedelai, hingga nasi, pasta, dan sayur-sayuran. Maka dari itu, WHO menyarankan 5 Kunci Keamanan Pangan yaitu : 
1. Jagalah kebersihan
2. Pisahkan pangan matang dari pangan mentah
3. Masaklah makanan dengan benar
4. Jagalah pangan dalam suhu aman
5. Gunakan air dan bahan baku yang aman

Setiap orang tua pastinya menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara optimal, sehat, juga cerdas. Segala upaya dilakukan oleh orangtua, seperti banyak membaca/mencari referensi, menghadiri seminar/talkshow kesehatan, berkonsultasi dengan dokter, diskusi dengan para orangtua lainnya jika memang diperlukan. 

Oiya penting untuk diperhatikan dan menjadi perhatian, jika anak sudah memasuki fase makan atau pengenalan makanan padat perlu diikuti dengan pemeriksaan fisik anak ke fasilitas kesehatan secara berkala, atau konsultasikan dengan dokter anak untuk memastikan kecukupan kebutuhan nutrisi anak untuk mendukung tumbuh kembang optimal. 



Tidak ada komentar