Indonesia kembali lagi berduka dan kehilangan orang-orang terbaik, mulai dari pendakwah tersohor Muhammad Arifin Ilham (Kanker Getah Bening), Ani Yudhoyono (Kanker Darah) dan yang masih hangat adalah Sutopo Purwo Nugroho (Kanker Paru). Ketiganya meninggal akibat terkena penyakit kanker.
Tiap tahun angka kematian akibat kanker terus meningkat, kanker merupakan penyakit kronis yang menajdi salah satu penyebab kematian jutaan penduduk di dunia. Pada tahun 2018 terdapat, 18,1 juta kasus baru kanker di dunia dengan angka kematian sebesar 9,6 juta.
Lalu bagaimana dengan di Indonesia? Faktanya di Indonesia, kanker merupakan penyebab kematian ke-2 penyakit tidak menular atau yang biasa disebut PTM. Menurut hasil data , di Indonesia jenis kanker yang paling banyak ditemui adalah kanker paru (pria) dan kanker payudara (wanita). Bisa dilihat dari data di bawah ini, jumlah angka kejadian penyakit kanker yang paling banyak di temui di Indonesia.
Source: Globocan 2018 http://gco.iarc.fr/today/ |
Pemaparan ini aku dapatkan saat menghadiri Konferensi Pers bertema Cancer Immunotherapy : The Power of
Today, The Promise of Tomorrow bersama Roche yang merupakan pelopor global dalam bidang farmasi dan diagnostik. Acara ini
berlangsung di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan pada tanggal 25 Juli
2019.
Well, kanker paru ini sangat erat kaitannya dengan perokok
baik perokok aktif maupun pasif. Hal ini dijelaskan secara gambalng oleh Dr.dr. Nina Kemala
Sari, Sp. PD. K-Ger. MPH selaku Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit
Kanker Dharmais.
Bahwa rokok itu berkontribusi secara signifikan terhadap polusi udara, karena menghasilkan ratusan bahan kimia pada pembakarannya, inilah yang merugikan kita sebagai perokok pasif ;(
Jujur aku paling nda bisa saat berdekatan dengan orang yang
merokok, bau asapnya bikin mual, pusing dan batuk. Makanya aku suka sebel
banget kalau ada orang yang ngerokok sembarangan, ya diangkot, di taman, di
tempat makan bahkan ada juga yang ngerokok di kamar mandi loh…ampun deh :(
Udah jelas peraturannya dilarang merokok di tempat-tempat
umum, namun hal ini begitu banyak disepelekan oleh kaum kebanyakan! Aku nda
sungkan-sungkan negur, tentunya dengan cara yang sopan dan sangat manis walupun
sebenernya kesel sih…pengen langsung ngomel gitu rasanya. Mereka yang merokok
di tempat-tempat umum itu seolah-olah nda punya salah bahkan etika!
Emang dikiranya orang seneng dengan asap yang
ditimbulkannya??? Baunya itu bikin orang yang punya asma sesak tau! Udah gitu
mereka juga udah ngerampas hak orang lain untuk mendapatkan udara bersih!!!
Wahai perokok sadarilah, orang-orang disekitarmu atau disekelilingmu itu berhak
untuk mendapatkan udara bersih juga berhak untuk hidup yang sehat.
Ngomongin orang yang merokok itu sungguh bikin aku
meledak-ledak, mohon maaf ya buat para smoker. Miris banget pas liat anak-anak
usia remaja bahkan mungkin ada yang masih SD udah pada kenal dan coba-coba itu
sama rokok. Peraturan atau hukum di Indonesia mungkin masih kurang tegas
tentang ini sih ya, jadi siapa aja asal punya uang bisa ngerokok dengan bebas!
Yap, beda emang sama tetangga sebelah yang sudah memiliki regulasi tentang usia dibolehkannnya merokok. Yap, misalnya di Singapura sebelumnya ditetapkan usia dibolehkannya merokoknya itu usai 15 tahun, jika ketahuan merokok sebelum usia 15 tahun atau penjual rokok dibawah 15 tahun itu akan makan akan dikenai sanksi yang tegas. Kemudian dinaikkan usia boleh merokoknya menjadi 18 tahun. Sebelumnya kejadian kanker paru atau kanker lainnya itu tinggi sekali. Begitu dinaikkan angka usia boleh merokok, ternyata kejadian kankernya turun signifikan. Maka bisa disimpulkan bahwa peran rokok sangat besar. Mereka juga membatasi area-area merokok, sangat sedikit dan sangat terbatas. Semoga Indonesia akan segera mengikuti ini ya ;)
Sangat dibutuhan peran pemerintah, LSM atau lembaga terkait, media juga masyarakat, jika semua mendukung beramai-ramai bukan tidak mungkin Indonesia juga akan mengeluarkan regulasinya tentang usia boleh merokok ya ;)
Beban kanker dan Tantangan Pengobatan di Indonesia
Sebenarnya apa aja sih penyebab kanker itu? Tentunya banyak hal, bisa dari pola makan yang tidak sehat, asap rokok, polusi udara, lingkungan yang tidak bersih, mudahnya akses kesehatan dll.
Nah sebagai pusat penyakit kanker nasional, Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) berkomitmen untuk menyediakan layanan imunoterapi kanker berstandar global untuk pasien. Yaitu dengan adanya Atezolizumab : Sebuah Revolusi Pengobatan Kanker.
Kenapa imunoterapi kanker disebut sebagi revolusi?
Selama ini kita mengobati kanker dengan cara kemoterapi, dimana targetnya menggunakan obat yang langsung menyerang pada sel kankernya baik dia melalui penghambatan dalam siklus sel atau berikatan dari pertumbuhan reseptor sel kanker.
Sekarang ini ternyata obat yang ada ini yakni imunoterapi, justru bekerja dengan cara membuat si sel imun kita yang menghancurkan sendiri si sel kanker tersebut. Jauh sekali dari paradigma yang sebelumnya bahwa untuk membunuh sel kanker yaitu dengan cara membunuh sel kankernya secara langsung. Dengan menggunakan sel imun kita maka akan meminimalisir efek samping yang mungkin terjadi. Kalau kemoterapi biasanya akan menyebabkan rambut rontok/botak, leukosit dan trombositnya turun karena itu adalah komponen yang diproduksi oleh tubuh kita.
Berbeda dengan pengobatan dengan cara imunoterpai hal ini tidak terjadi karena dia tidak mengenai sel yang lain, sehingga tidak terjadi rontok atau kebotakan.
Sel kanker itu mempunyai kecerdasan sehingga ia membuat sel tubuh kita tidak bisa mengenali sel kanker tersebut, sehingga tidak bisa membunuh sel kanker, maka dengan tidak dikenali makin lama makin tumbuh dalam bentuk benjolan. Dengan pengobatan cara ini, maka sel kanker kecerdasanya berkurang sehingga dapat dikenali dan dibunuh. Hal ini disampaikan oleh Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid, FINASIM, FACP, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Dalam tubuh manusia terdapat yang namanya sistem imun, yang
berfungsi untuk mendeteksi dan menghancurkan sel “asing” di dalam tubuh dengan mengarahkan sel
T. Sel T ini terdapat pada kelenjar getah bening , dimana sel T pada kelenjar
getah bening akan bertindak sebagai filter zat-zat asing di dalam tubuh. Nah
adanya imunoterapi kanker ini bertujuan untuk menstimulasi sistem imun untuk
secara spesifik menargetkan dan membunuh sel kanker.
Kanker dapat menghindari serangan sistem imun, salah satunya
karena muncuknya PD-L1. Jadi dalam kondisi normal, PD-L1 memainkan peran penting
dalam mempertahankan keseimbangan imun tubuh. PD-L1 merupakan immune checkpoint
yang menjadi “rem” respons imunitas ketika berkaitan dengan B7.1 dan PD-1. PD-L1
diekspresikan secara berlebihan pada permukaan sel kanker dan sel imun pada
berbagai jenis kanker, yakni kanker payudara, kolorektal, paru dan ginjal.
Atezolizumab : Sebuah Revolusi Pengobatan Kanker
Alhamdulillah, sebuah revolusi Pengobatan Kanker bernama
Atezolizumab kini hadir di Indonesia.
Sungguh pertama kali mendengar namanya itu kok ya rasanya susah untuk
dilafalkan juga diingat ya! Mungkin aku saja yang mengalaminya, atau kalian juga
sudah mulai merasa apa yang aku rasa hehehe.
Mengenal lebih dekat apa itu Atezolizumab
Atezolizumab adalah imunoterapi kanker anti PD-L1 yang
pertama di Indonesia yang telah mendapatkan persetujuan dari BPOM untuk pengobatan psien kanker paru bukan sel
kecil dan kanker kandung kemih stadium lanjut yang telah mendapatkan pengobatan
kemoterapi berbasis platinum yang dikeluarkan oleh Roche Indonesia.
Bagaimana cara kerja atezolizumab? Atezolizumab bekerja
dengan mengembalikan respons imunitas di dalam tubuh pasien untuk menyerang sel
kanker dengan profil keamanan yang baik, sehingga meningkatkan kualitas dan
harapan hidup pasien.
- Di kelenjar getah bening, atezolizumab meningkatkan pembentukan dan aktivitasi sel T dengan memblokir ikatan antara PD-L1 --- x ---B7-1Di tumor microenvironment, atezolizumab mengembalikan kemampuan sel T untuk membunuh sel kanker dengan
- menghalangi interaksi antara : PD-L1 ---x ---PD-1
- Atezolizumab meminimalisir terjadinya reaksi autoimun pada jaringan normal dengan membiarkan interaksi antara : PD-1 ------ PD-L2. Atezolizumab memberikan kenyamanan untuk psien dan dokter, hal ini dikarenakan tidak diperuntukannya tes PD-L1, maka pasien tidak perlu melakukan biopsi ulang.
Berikut ini adalah beberapa infografis untuk menjelaskan mengenai apa itu imunoterapi kanker, Atezolizumab, juga komitmen Roche dalam kemajuan dan inovasi imunoterapi kanker, semoga semakin mudah memahami ;)
******
Tidak ada komentar