Jatuh cinta pada buku tidak hanya mencerdaskan pikiran, tapi juga membuat hidup lebih bahagia. Literasi adalah perangkat terbaik untuk memajukan peradaban,
Salam Literasi! ^_^
Kemampuan literasi Siswa Indonesia membaik, kabar baik ini disampaikan oleh Kemendikbud menurut hasil penelitiannya. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaam menyebut tingkat kemampuan literasi siswa Indonesia berada di kisaran 61%. Hasil tersebut dikalim cukup bagus dan menjadi penanda bahwa minat membaca siswa Indoenesia juga meningkat. Angka 61% itu muncul dari hasil penelitian terhadap 6.500 siswa kelas 10 yang tersebar di 34 provinsi.
Hmmm apa sih literasi itu? Menurut Wikipedia Literasi adalah kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
Yuhu untuk meningkatkan kemampuan dalam berliterasi, Kementrian pendidikan dan Kebudayaan, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, kembali menyelenggarakan Festival Literasi Sekolah (FLS) yang keatiga. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Multiliterasi : Mengembangkan Kemandirian dan Menumbuhkan Inovasi”.
Oiya kegiatan literasi yang dislenggarakan oleh FLS ini tidak terbatas pada literasi baca tulis saja loh, akan tetapi juga mencakup literasi digital, financial, sains, numerasi, serta literasi budaya dan kewargaan. Semangat menggerakkan literasi, menguatkan pendidikan, dan pemajuan kebudayaan menjadi pendorong utama kegiatan ini.
Apa itu Festival Literasi Sekolah/FLS?
Festival Literasi Sekolah (FLS) merupakan ajang kompetisi literasi visual, digital maupun literasi non-digital bagi siswa SMA/MA seluruh Indonesia yang antara lain bertujuan untuk mengembangkan kemampuan literasi siswa dalam berbagai media informasi. Misalnya menulis cerpen, syair, komik, dan meme melalui pembuatan karya. Karya dibuat secara individual dengan mengatasnamakan SMA/MA tempat siswa sekolah.
FLS diarahkan sebagai salah satu proses pembentukan karakter. FLS tidak hanya mengarahkan peserta didik untuk mahir berkeseniaan, tetapi dilatih pula untuk memiliki kepekaan afektif, estetis, guna memperkuat rasa percaya diri melalui kesenian sebagai media ekspresi. Media literasi merupakan wahana bagi anak muda untuk mencurahkan intuisi dan estetika, serta gagasan dan imajinasi estetis yang tetap menjunjung tinggi budi pekerti dan etika.
Adanya FLS ini mampu mendorong dan mengembangkan kreativitas remaja, sehingga mereka mampu melahirkan ide-ide cemerlang, mampu mencari solusi atas berbagai persoalan, dan pada akhirnya mampu mandiri.
Festival Literasi Sekolah (FLS) tingkat SMA 2019 resmi dibuka di Plaza Insan Berprestasi Kemdikbud Senayan, pada Jumat 26 Juli 2019. Pembukaan kegiatan festival literasi dibuka serentak dengan festival literasi jenjang SD, SMP, dan SMK.Kegiatan ini turut mengisi rangkaian kegiatan festival Literasi Sekolah yang diselenggarakan pada tanggal 25-29 Juli 2019.
Well, dalam kesempatan ini hadir Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy membuka seluruh perlombaan festival literasi sekolah tingkat dasar dan menengah. Beliau berpesan : “Gerakan literasi bukan sekedar gerakan membaca tapi membaca untuk memahami serta mengritisi dan memberikan pendapat dari apa yang telah dibaca".
Ada apa saja di Festival Literasi Sekolah?
Beragam aktivitas dihadirkan di Festival Literasi Sekolah yang terbagi menjadi empat area yakni Panggung Utama, Pojok Literasi, Ruang Serbaguna Perpustakaan, dan Ruang Teater Perpustakaan Kemendikbud yang akan menggelar beragam aktivitas yang berbeda-beda.
Pengunjung pun bisa mengikuti kegiatan menarik yang dihadirkan selama Festival Literasi Sekolah ini berlangsung, diantaranya ada Pelatihan Menulis Kreatif untuk Anak Usia Sekolah Dasar, Lomba Debat Bahasa Inggris dan Lomba Debat Bahasa Jepang (final) jenjang SMK.
Selain itu baragam stand dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK/MA) yang menyuguhkan beragam potensi keunggulan seputar literasi dari sekolah-sekolah yang ada di sini. Tak hanya itu ada beragam karya siswa yang dipamerkan di sini juga loh, hal ini tentunya memacu siswa lainnya untuk bisa menghasilkan karya terbaiknya.
Launching dan Bedah Buku TOMO
Closing Festival Literasi Sekolah, dimeriahkan dengan acara Launching dan Bedah Buku Tomo yang berlangsung pada hari Senin 29 Juli 2019 di panggung utama. Beruntungnya aku pas hadir di sini, jadi bisa menyimak secara langsung bedah buku yang berjudul TOMO dari narasumbernya langsung diantaranya adalah Sari Okano sebagai penulis sekaligus Ibu dari Tomo, Marissa Haque seorang Dosen yang membedah buku ini yang dipandu oleh Ibu Dewi Utama Faizah sebagai moderatornya.
Buku berjudul TOMO ini mengisahkan tentang kisah pengasuhan anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam hal ini adalah autis. Sang penulis Sari Okano warga negara Indonesia yang menikah dengan orang Jepangn berbagi bagaimana ia membesarkan Tomo. Tentunya tak mudah tapi ia dengan sabar mendidik Tomo dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Setelah Tomo mulai berkembang pemikirannya, Tomo dibiarkan untuk beraktivitas di outdoor seperti berenang dan berkuda. Kini di usia Tomo yang ke 20 tahun ia menjadi lelaki yang bisa dibilang cukup membanggakan orangtuanya, Tomo juga terlatih membaca sholawat dan mengaji loh. Sungguh di sini Ibu menjadi sosok madrasah pertamanya.
Kisah Tomo semoga menginspirasi kita semua ya teman-teman, dalam setiap kejadian Allah selalu menyelipkan hikmah yang terselip. Yup, semua teragntung bagaimana kita menyikapinya ;)
(Ki-Ka) : Tomo, Sari Okano, Dewi Utama Faizah, Marissa Haque |
Sumber tulisan :
https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2019/04/25/hasil-penelitian-kemendikbud-kemampuan-literasi-siswa-indonesia-membaik
Tidak ada komentar