Cegah Alergi Sejak Dini Pada Anak

Selama hamil aku makan apa aja, tidak ada pantangan makanan tertentu...ya selama dalam jumlah yang wajar dan nda berlebihan sih intinya gak papa. Dokter kandunganku juga bukan tipe yang melarang makan ini itu sih, so aku pun jadi sangat menikmati kehamilan ini ditambah lagi alhamdulillahnya aku juga nda mengalami morning sick jadi nafsu makan stabil hehehe. 

                   

Ternyata jika pada saat masa kehamilan tidak ada pantangan makanan tertentu, ini merupakan salah satu upaya mencegah alergi yang direkomendasikan sama WHO loh! Wah baru tahu akutuh, informasi ini aku dapatkan pada saat mengikuti webinar atau virtual gathering #BicaraGizi yang diselenggarakan oleh Danone Indonesia yang mengangkat tema "Mencegah Alergi si kecil dengan Deteksi Risiko Alergi dan Asupan Nutrisi yang tepat Sejak Dini" pada tanggal 25 Juni 2020. 

Berikut ini narasumbernya : 
1. Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak 
2. Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari TigaGenerasi⁣
3. Chacha Thaib, Sosok Ibu dengan Anak Alergi⁣
4. Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia⁣



Yuhu, dalam rangka menyambut pekan alergi dunia yang akan berlangsung 28 Juni-4 Juli 2020, DANONE memberikan edukasi dan mengajak para orang tua untuk mengetahui pentingnya pencegahan alergi sejak dini. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan angka kejadian alergi pada anak diberbagai daerah di Indonesia. Well, dampak alergi ini sangat kompleks jikalau kita terlambat mengatasinya! 

Kondisi alergi ini memiliki dampak jangka panjang loh, mulai dari aspek tumbuh kembang, psikologis, sosial, hingga finansial seorang anak. Ngeri banget nda tuh, so please jangan disepelekan ya Moms ;) 

“Anak-anak yang lahir secara section atau caesar memiliki angka risiko alergi lebih tinggi daripada anak yang lahir secara normal. Hal ini dikarenakan karena anak yang lahir secara caesar mengalami penundaan perkembangan bakteri baik dalam usus, sehingga sistem daya tahan tubuh si kecil kurang optimal, “ungkap Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes. Konsultan Alergi dan Imunologi Anak.

Well, risiko bakat alergi pada anak akan semakin tinggi jika diketahui dalam keluarga terdapat riwayat alergi.

Apa sih Alergi itu?
Alergi  adalah rekasi sistem kekebalan tubuh manusia terhadap benda tertentu, yang seharusnya tidak menimbulkan rekasi ditubuh orang lain. 

Apa sih bedanya alergi dan infeksi?
Kita bisa lihat dari gejalnya, misalnya :
1. Apakah disertai demam?
2. Apakah terjadi lebih sering pada siang hari dibandingkan malam hari?
3. Apakah dahak atau ingus yang muncul kental atau berwarna?



“ASI Ekslusif merupakan nutrisi terbaik untuk mencegah alergi pada si kecil” Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M. Kes. Konsultan Alergi dan Imunologi Anak.

Lalu bagaimana bayi yang tidak beruntung mendapatkan ASI? Solusinya bisa gunakan susu formula yang menggunakan suplemen prebiotik dan probiotik. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian nutrisi dengan protein terhidrolisis parsial sebagai langkah praktis intervensi nutrisi bagi anak alergi protein susu sapi.

Dampak alergi

Alergi memiliki dampak yang signifikan bagi si kecil, keluarga bahkan masyarakat. Yap, bagi si Kecil alergi dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan sakit jantung. Selain itu, anak dengan alergi juga dapat mengalami keterlambatan pertumbuhan apabila terlambat diagnosa dan penanganan kurang optimal. 
Anak dengan alergi cenderung memiliki rangkaian penyakit alergi seiring bertambahnya usia, bahkan diturunkan ke generasi berikutnya. That’s why penting banget untuk dideteksi dan dicegah sejak dini dengan menelusuri riwayat alergi keluarga dan pemberian nutrisi yang tepat untuk mendukung sistem imun yang lebih baik. 

“ASI dan nutrisi lengkap dan seimbang akan mendukung perkembangan sistem imun anak. Nutrisi kombinasi prebiotik dan probiotik (SINBIOTIK) merupakan salah satu nutrisi yang dapat mendukung sistem imun anak dan menurunkan risiko alergi, jelas Prof. Budi.

Aspek perkembangan anak meliputi : 
1. Aspek motorik
2. Sosial-Emosional
3. Kognitif-Bahasa

Coba diperhatikan deh, anak yang alergi itu sulit fokus loh, kenapa? Karena misalnya sang anak sedang merasakan gatal-gatal, atau perut mules-mules saat sedang belajar di sekolah, dan ini tentunya akan memicu sang anak menjadi tantrum atau rewel.

Jika sudah terlanjur memiliki anak yang alergi, apa yang harus kita lakukan supaya tidak stress sebagai orang tua? Berikut ini tips dari Mba Putu : 
  • Berikan ruang bermain, biarkan sang anak bereksplorasi sesukanya dengan tetap dipantau 
  • Berikan penjelasan mengenai alergi yang dialaminya secara visual atau dengan gambar-gambar supaya anak lebih paham, dan tahu apa aja yang harus dihindarinya
Cara Mengatasi anak tantrum menurut Mba Putu :
1. Terima perasaan anak, misalnya ooh adek kesel ya, sedih ya, marah ya…
2. Temani anak dan damping tapi jangan menggurui
3. Tunggu reda lalu ajak diskusi setelah anak tenang, karena kematangan emosi anak akan berkembang dari situ!


Tentang Allergy Risk Screener 

Allery Risk Screener by Nutriclub ini diluncurkan sejak Maret 2020, dan telah diakses sebanyak lebih dari 20.000 kali oleh orang tua di Indonesia. Tools digital ini dapat membantu orang tua maupun tenaga ahli dalam mendeteksi sisiko alergi si kecil hingga membantu pemberian edukasi mengenai pencegahan alergi sejak dini dan membantu mempersingkat waktu konsultasi. 

Sebaiknya alergi harus ditangani dan dicegah sejak dini, sehingga tidak berlanjut pada penyakit alergi lainnya. Perlu deteksi dini khususnya untuk anak-anak yang memiliki bakat alergi. Nah, udah tahu belum dengan tes alergi? Moms bisa coba klik  Tes Alergi

Setelah melakukan tes screening alergi,nanti akan di dapatkan hasilnya seperti ini! Jadi kita tahu seberapa besar risiko alergi yang kita turunkan untuk anak kita nantinya ;) 

Aku emang ada alergi susu sapi sama udara dingin, jadi emang harus antisipasi nanti saat memiliki anak. Semoga dan maunya sih yang baik-baik aja ya yang diturunkan hehehe. 

Sebaiknya alergi harus ditangani dan dicegah sejak dini, sehingga tidak berlanjut pada penyakit alergi lainnya. Perlu deteksi dini khususnya untuk anak-anak yang memiliki bakat alergi. Nah, udah tahu belum dengan tes alergi? Moms bisa coba di sini ya :  


Semoga dengan adanya edukasi seperti ini, para orang tua jadi tahu tentang pentingnya dan langkah-langkah pencegahan alergi sejak dini sehingga orang tua dapat mendukung tumbuh kembang si kecil dengan optimal.  

Yang perlu diketahui dan diperhatikan adalah dampak psikologis pada anak dan orang tua. Penelitian menyebutkan bahwa anak yang alergi dapat mengalami gangguan seperti penurunan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperkatif dan lemas. Sedangkan bagi orang tua munculnya gejala alergi pada anak dapat menimbulkan kecemasan berlebihan atau depresi. 

“Jika rekasi alergi terjadi sebaiknya orang tua jangan panik, usahakan agar si Kecil ettap tenang jangan berasumsi tentang penyebab alergi si Kecil, tapi lakukanlah validasi langsung dengan ahlinya,”ujar Putu Andani


Sharing Session bersama Chacha Thaib :
Sosok ibu dengan Anak Alergi

Ia menceritakan pengalamannya memiliki anak alergi sejak selepas ASI, hal ini karena Chaca mempunyai riwayat alergi susu sapi dan debu sehingga menurun ke Binar putrinya  yang kini berumur 5,5 tahun. Selain dampak kesehatan dan ekonomi yang besar, Chacha dan putrinya juga cenderung penakut dalam memilih makanan. 

Dari sebelum menikah sebaiknya orangtua itu dicek terlebih dahulu, adakah riwayat alergi, supaya lebih aware dan bisa diantisipasi secepat mungkin. So, bisa dikonsultasikan ke dokter, dan dilakukan pencegahan sedini mungkin. Waaah, ilmu baru nih, buat yang berencana menikah tak ada salahnya untuk ceki-ceki kesehatan berdua sama pasangan untuk mempersiapkan generasi yang lebih sehat dan unggul. Begitu pesan dari Chacha Thaib ;)



*******

Tidak ada komentar