Pentingnya Budaya Membaca Sejak Dini

Ha! Minat baca Indonesia terendah kedua di dunia, kok bisa? Yup, inilah fakta yang cukup memprihatinkan saat mengetahui bahwa Indonesia berada di urutan ke 60 dari 61 negara dengan tingkat literasi terendah di dunia (UNESCO 2019).

Apa itu Literasi? 

Menurut Wikipedia Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. 

Kenapa literasi di Indonesia masih rendah? Menurut Tunggul Harwanto, Pendiri Yayasan Rumah Literasi Indonesia terdapat empat hal yang menyebabkan tingkat literasi di Indonesia masih rendah diantaranya adalah : 
  1. Kurangnya dukungan atau keterlibatan keluarga dalam membangun budaya membaca di rumah sehingga anak-anak tidak terbiasa menjadikan buku sebagai rujukan untuk mendapatkan informasi.
  2. Akses buku yang berkualitas belum merata di sejumlah daearah. Anak-anak tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan referensi buku yang beragam.
  3. Budaya literasi tidak hanya tentang kelola buku diperpustakaan, dalam hal ini masyarakat belum sepenuhnya mengambil peran untuk meningkatkan ekosistem literasi yang produktif bagi anak-anak.
  4. Pemerintah dinilai belum mampu mengembnagkan program literasi berbasis gerakan. Bilapun ada selama ini hanya dianggap lebih kea rah seremonial yang cenderung mengarah ke sesuatu yang artificial.
Menurutnya, pemerintah memang sudah berupaya maksimal dalam mendorong literasi di Indonesia. Namun masih banyak hal yang harus dibenahi,  terutama dalam meningkatkan semangat kolaborasi untuk mengembangkan budaya literasi, baik di sekolah maupun masyarakat. 

Oleh karena itu Danone Indonesia tergerak untuk melakukan sesuatu, bertepatan dengan hari buku sedunia dan mendukung gerakan literasi nasional, Danone Indonesia bekerjasama dengan Tentang Anak (sebuah wadah edukasi dan informasi tentang kesehatan dan tumbuh kembang) meluncurkan Program BACA. 

Jumat, 23 April 2021 saya mengikuti webinar yang bertajuk "Dukung anak hebat berliterasi dengan asupan gizi seimbang dan Pola asuh orang tua yang baik" dengan tiga narasumber yang ahli dibidangnya diantaranya adalah : 
  • Dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A (Dokter Spesialis Anak dan CEO Tentang Anak)
  • Fathya Artha, M.Sc., M.Psi (Psikolog & Co-founder Tigagenerasi)
  • Arif Mujahidin – Corporate Communication Director Danone Indonesia



Apa itu Program BACA?

Program BACA merupakan sebuah program ajakan untuk mencintai kegiatan membaca dan belajar kebaikan kepada anak-anak melalui sumbangan buku bacaan. Selain untuk meningkatkan minat baca, buku-buku yang disumbangkan juga bertujuan untuk menanamkan kebaikan pada anak sejak dini agar menjadi anak hebat, contohnya melalui buku berjudul “Maaf” dan “Terima Kasih”. 

Danone Indonesia melalui Tentang Anak menyumbangkan buku serial “Sikap Baik” sebanyak 1.000 buku untuk didistribusikan pada bulan Ramadan ini. Selain itu, Danone Indonesia menyumbangkan buku “Sampahku Tanggung Jawabku” untuk mengajarkan anak-anak mencintai lingkungan serta flipchart “Isi Piringku” untuk mengajarkan anak-anak tentang pola makan seimbang kepada anak-anak di sejumlah panti asuhan, PAUD, dan Taman Posyandu lainnya. 

Oiya fyi nih, kita juga bisa turut berpartisipasi dalam program ini dengan berdonasi melalui @wecare.id lho!

                            
Harapannya tentunya kelak anak-anak kita dapat menjadi generasi unggul yang gemar membaca serta dapat menerapkan berbagai nilai kebaikan pada kehidupan mereka.


Pentingnya Budaya Membaca Sejak Dini

Konon katanya usia di bawah 6 tahun merupakan usia dimana orangtua mengajarkan aktivitas membca pada anak. Kemudian, saat anak memasuki usia sekolah (6-7 tahun), anak bisa membca untuk belajar. Faktanya, proses belajar membaca dan membaca untuk belajar merupakan dua hal yang berjalan berdampingan. Sesungguhnya, perkembangan bahasa serta kemampuan literasi berkembang berdampuingan sejak anak lahir. Sehingga, setiap interaksi bisa menjadi momen orangtua mengasah kemampuan literasi anak. 

Apalagi saat pandemi seperti ini, aktivitas anak menjadi semakin dibatasi. Kita sebagai orangtua pun jadi harus putar otak supaya anak tidak bosan selama di rumah saja. Beberapa hal yang dikhawatirkan selama pandemi ini diantaranya adalah kemampuan bersosialisasi yang tidak terasah, ketertinggalan dalam edukasi, penggunaan gadget yang berlebihan serta kesehatan fisik dan emosional anak. 

Membaca menjadi aktivitas pilihan menyenangkan dikala pandemi!

Yup, membaca membantu anak menavigasi permasalahan yang orangtua khawatirkan. Bnayak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dari aktivitas membaca diantaranya adalah : 
  • Mengasah kemampuan anak untuk mengenal emosi dan mengendalikannya 
  • Meningkatkan kemampuan berbahasa anak
  • Menjadi variasi kegiatan anak dalam satu hari antara online dan offline
  • Dasar dari mengasah kemampuan literacy, salah satu yang terpenting digital literacy
  • Mengaktifkan bagian otak yang berfungsi dalam perkembnagan bahasa, perencanaan dan pembuat keputusan
  • Mengasah keterampilan sosial, salah satunya empati
“Salah satu upaya untuk mendukung anak selain dengan gizi yang baik dan seimbang juga melalui belajar membaca. Mudah-mudahan pada saat 100 tahun setelah kemerdekaan, bangsa kita bisa menjadi bangsa yang unggul dan anak-anak bisa memiliki literasi yang bagus. Kita harus terus bekerja sama untuk hal ini, dan tidak boleh lelah untuk anak Indonesia.” Arif Mujahidin – Corporate Communication Director Danone Indonesia. 


                           
Nah, agar mendapatkan manfaat membaca yang maksimal kita sebagai orangtua perlu memahami tahapan perkembangan literasi anak. Perhatikan dan sesuaikan dengan usianya : 



Tahukah Ayah Bunda, membaca juga merupakan media yang pas untuk mengajarkan kebaikan loh! 

  • Memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku baik
  • Belajar memahami melalui mutisensory
  • Menumbuhkan kebaikan dari rasa aman yang terbangun selama proses membaca dengan orangtua
  • Mengembangkan empati
  • Mengenal konteks dari sebuah perilaku baik
  • Meniru apa yang dilakukan tokoh 
“Nilai kebaikan tepat untuk diperkenalkan melalui buku, terutama di bulan Ramadan. Ketika membaca buku, anak merasa terlobat di dalam sebuah cerita yang memiliki tokoh, kejadian berurut, konflik serta penyelesaian. Dari hal-hal ini anak bisa lebih mudah mengembangkan rasa empatinya.” Fathya Artha, M.Sc., M.Psi (Psikolog & Co-founder Tigagenerasi)


7 Tips Menjadikan Membaca Menyenangkan
  1. Siapkan pojok baca atau spot seru untuk membaca
  2. Ajak anak untuk memilih buku
  3. Bercerita dengan intonasi suara juga properti yang seru
  4. Sambungkan cerita yang dibaca dengan aktivitas sehari-hari
  5. Libatkan anak dalam cerita yang dibaca
  6. Orangtua juga perlu merasa aktivitas tersebut seru
  7. Jangan dipaksakan. Jadikan pergerakan anak sebagai ajang untuk melibatkannya dalam cerita.



Yuk, Dukung Literasi Anak Indonesia!

Yup, kurangnya budaya membaca dikalangan amak usia dini terkait dengan akses dan pilihan dalam mendapatkan buku anak yang tidak memadai. So, apa dunk yang bisa kita lakukan? Kita bisa ikut mendukung literasi anak Indonesia bersama Tentang Anak dengan cara berpartisipasi dengan berdonasi. 

Bagaimana caranya? 
2. Klik donasikan dan pilih nominal donasi yang diinginkan

Atau menjadi Sahabat BACA, jika Ayah Bunda merupakan pengelola program balita di puskesmas, posyandu, PAUD, panti asuhan, dan rumah baca di daerah luar Jabodetabek dan perifer dapat mengajukan dan mewakili instansi sebagai penerima donasi buku Tentang Anak.



“Perjalanan hidup yang indah adalah ketika mampu berbagi, bukan menikmatinya sendiri”



Tidak ada komentar