Benarkah, ada Kaitannya Alergi Susu Sapi dengan Risiko Stunting?

Mendengar curhatan teman yang anaknya memiliki alergi susu sapi tuh rasanya, kebayang nda sih rasanya  jadi ibu baru terus tiba-tiba anaknya sehabis minum susu diare/mukanya kemerahan/gatel-gatel. Awalnya dia panik, karena bingung dan belum tahu apa yang harus dilakukannya untuk pertolongan pertama ketika anak alergi susu sapi. Saat itu juga aku berusaha menenangkannya terlebih dahulu, setelah kondisinya mulai tenang langsung aku suruh buat segera konsultasikan ke dokter anaknya! 

Karena aku, sebagai ibu yang anaknya tidak memiliki alergi susu sapi jadi kurang paham bagaimana cara mengatasinya jika anak memiliki alergi susu sapi. Cara paling gampangnya ya stop pemberian susu sapi? Hmmm...tapi apakah benar seperti itu caranya? Oke, untuk tahu jawaban selengkapnya bisa simak tulisanku sampai selesai ya ^_^


Tentang Alergi Susu Sapi

Kok bisa ya anak alergi susu sapi, dikaitkan dengan stunting? Hmmm...Sebenarnya bukan alergi susu sapi aja sih, tapi lebih ke alergi makanan khususnya protein hewani! Well, protein hewani ini kan merupakan salah satu unsur makronutrient penting yang memang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang anak!

Jika memang anak memiliki alergi susu sapi/protein hewani tertentu, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter agar cepat diatasi dan ditangani agar tidak menggangu proses tumbuh kembangnya. Karena kalau terlambat dideteksi dan ditangani berisiko kekurangan zat gizi/malnutrisi yang mengakibatkan stunting!




Dalam rangka memperingati Allergy Awarness Week, Danone SN Indonesia menyelenggarakan webinar #BicaraGizi dengan tema "Ketahui Kaitan Anak Alergi Susu Sapi dengan Stunting", pada 31 Mei 2023  secara LIVE yang berlangsung di aplikasi Tentang Anak dan via Zoom yang dihadiri oleh beberapa narasumber yang kompeten diantaranya : 
  • Arif Mujahidin, Corporate Communication Danone Indonesia
  • Dr.dr ZahrahHikmah, Sp.A(K), Dokter Spesialis  Anak, Konsultan Alergi Imunologi
  • Dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A , Dokter Spesialis Anak dan Founder Aplikasi Tentang Anak
  • Chacha Thaib, Influencer dan ibu dengan anak Alergi Susu Sapi



Benarkah, ada Kaitannya Alergi Susu Sapi dengan Risiko Stunting?


Alergi Susu Sapi Banyak Terjadi Pada Balita, dan ternyata alergi susu sapi ini bisa berkaitan dengan stunting lho!

Gejala alergi susu sapi pada anak 
  1. Batuk kronik berulang
  2. Diare (dapat disertai darah)
  3. Kulit kemerahan dan biduran
  4. Ada muntah
  5. Dapat disertai bengkak di mata atau telinga

Gejala Alergi Susu Sapi 
  • Saluran Cerna: Diare (53%); Kolik (27%)
  • Kulit: Urtikaria (18%); Dermatitis atopik (35%)
  • Saluran napas: Asma (21%); Rinitis (20%)
  • Umum: Anafilaksis (11%)

Gejala di Saluran Cerna 
  • Menimbulkan gejala diare, kram perut, kolik. Kadang tinja disertai darah sehingga pada proses kronik akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan, anemia
  • Bedakan dengan gejala karena intoleransi laktosa 
  • Bedakan dengan gejala karena infeksi



Cara-cara mendeteksi kasus alergi
  • Apa saja keluhannya (eksis/batuk/pilek)?
  • Bagaimana ciri gejalanya?
  • Apakah cukup lama?
  • Apakah sering berulang dengan pemicu yang sama?
  • Apakah ada riwayat keluarga alergi? (ayah, ibu, saudara kandung?)



Jika anak terbukti alergi susu sapi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan khusus sehingga pemberian nutrisi tetap optimal dan terhindar dari risiko stunting.
Misal : 
  1. Teruskan pemberian ASI sampai 2 tahun 
  2. Hindari memberikan asupan mengandung protein susu sapi seperti keju, yogurt, mentega
Jika alergi susu sapi tidak diatasi dengan baik maka berpotensi terjadi dampak berkepanjangan seperti malnutrisi dan berpotensi stunitng.





Alergi Susu Sapi dan Stunting 

Stunting adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rat-rata atau anak sangat pendek serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya dan berlangsung dalam wakatu yang lama. Sering terjadi gangguan kecerdasan pada anak dikarenakan kurang gizi kronis. Stunting adalah pendek, tetapi pendek belum tentu stunting.


Nutrisi Anak Alergi

  • Karbohidrat, protein, lemak merupakan sumber nutrisi makro, vitamin dan mineral nutrisi mikro yang dibutuhkan untuk tumbuh dan kembang
  • Makanan alergi banyak mengandung protein dan lemak yang penting
  • Anak alergi sering sakit sehingga kebutuhan juga lebih besar 
  • Penggantian makanan harus adekuat sehingga dapat menjamin tumbuh kembang anak dan mencegah terjadinya penyakit akibat kekurnagan nutrisi mikro seperti riketsia.


Catatan Penting tentang Alergi dan Stunting  

Alergi 
  • Penghindaran makanan dengan protein tinggi dalam jangka waktu lama
  • Penghindaran tanpa dasar yang jelas sehingga banyak makanan penting dihindari
  • Napsu makan menurun karena pilihan makanan terbatas
  • Pemilihan makanan pengganti yang tidak pas
  • Sering sakit sehingga napsu makan berkurang
  • Kurang tidur
  • Radang saluran cerna (Malabsorbsi)

Stunting
  • Terutama anak alergi di bawah usia 3 tahun
  • Tidak bisa catch up growth bila lebih dari 3 tahun
  • Dampak stunting adalah memperlambat perkembangan otak, dampak jangka panjang keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas. 




Monitoring Tumbuh Kembang Pada Anak Alergi Susu Sapi


Bapak Arif Mujahidin, selaku Corporate Communication Director Danone Indonesia meyampaikan dalam sambutannya bahwa "Alergi Susu Sapi ternyata masalah yang lumayan klasik dan jumlahnya cukup tinggi di Indonesia". Jangan sampai tidak bisa mendapatkan gizi baik karena anak alergi susu sapi, ketika anak memiliki alegi susu sapi, sebaiknya segera diatasi dan ditangani. 





Berdasarkan data dari Ikatan Anak Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi sekitar 2-7,5% dengan kasus tertinggi pada usia awal kehidupan. Alergi Susu Sapi terjadi ketika sistem imun tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat yang berbahaya bagi tubuh. Gejala ringan hingga berat dapat dirasakan oleh anak dengan alergi susu sapi, antara lain gejala pada saluran percernaan, sistem pernapasan dan kulit. Jika anak dengan alergi susu sapi tidak diatasi dengan baik, maka akan terjadi gejala yang berkepanjangan, dan diet eliminasi yang tidak tepat tanpa penggantian yang memadai dapat menyebabkan anak berpotensi stunting.

Menurut Kementerian Kesehatan, dari hasil Survey Status Gizi Indonesia bahwa prevalensi stunting di Indonesia sekitar 21,6% pada tahun 2022. Studi menemukan bahwa prevalensi stunting pada anak dengan alergi makanan adalah 9%, bahkan ditemukan mencapai 24% pada kelompok anak yang didiagnosis dengan alergi protein susu sapi. 

Anak dengan alergi susu sapi akan kekurangan kalsium dan nutrisi lain yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak. Munculnya dampak jangka panjang yang berpotensi stunting pada anak tentu harus menjadi perhatian. Hingga saat ini stunting merupakan suatu permasalahan yang belum bisa diselesaikan di Indonesia. Adanya hubungan alergi susu sapi dengan tumbuh kembang anak yang memicu stunting, tentu harus menjadi perhatian berbagai pihak.

Orang tua memiliki peran penting dalam menghadapai kondisi anak alergi susu sapi dengan mengendalikan faktor penyebab alergi. Namun, sebelumnya orang tua harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter terkait gejala yang terjadi pada anak. Mengikuti saran dokter, orang tua dapat menghindari makanan pencetus alergi dan memberikan nutrisi alternatif untuk anak alergi susu sapi. 

Dalam rangka memperingati Allergy Awarness Week, Danone SN Indonesia ingin memberikan kesadaran kepada orang tua mengenai efek jangka pendek dan efek jangka panjang alergi susu sapi yang harus ditanggapi dengan serius, karena jika diabaikan akan berpotensi menghambat tumbuh kembang anak, hingga berisiko stunting. Sebagai perusahaan yang berkecimpung di bidang nutrisi untuk anak, Danone SN Indonesia ingin terus berkontribusi melalui berbagai inisiatif dan kerja sama dengan banyak pihak termasuk pemerintah, pakar kesehatan, dan organisasi lain yang memiliki tujuan yang sama. Salah satu fokus kami adalah untuk turut serta menjawab tantangan pemenuhan nutrisi yang dihadapi ibu dan anak termasuk yang berkaitan dengan tumbuh kembang dan stunting.




Sharing Session dengan Chacha Thaib

Chacha, seorang Ibu yang memiliki anak alergi susu sapi menceritakan awal mula putrinya Binar yang kini usianya 9 tahun. Jadi binar itu pernah memiliki alergi susu sapi, ketika umur 6 bulan mulai muncullah tanda-tandanya. Belum sampai ke pencernaan sih, jadi timbul ruam di pipi dan jidat tiba-tiba merah dan munculnya tuh ngagetin! Nah, saat itu ketahuan alerginya dari susu sapi. 

Dokter menyarankan untuk diterapi yang dilakukan selama 6 bulan, dan alhamdulillah saat usia 3 tahun semuanya sudah semakin membaik. Saat mulai 3 tahun ke atas Binar tuh, tipikal anak yang alergi susu sapi yang munculnya lebih kepilek bukan ruam, jadi ketika dia makan diary product (segala sesuatu produk yang mengandung susu) tiap minggu kok ada pileknya. Setelah dilakukan evaluasi, pencetusnya dari produk-produk yang mengandung susu. Alhamduliihnya ketahuan ya! 

Jadi, yang aku lakukan pada saat itu ya menghindari produk yang mengandung susu sapi terlebih dahulu sampai semuanya udah aman baru deh mulai berani minum susu sapi lagi. Nutrisi intakenya dari makanan pokok, makanan sehari-hari dipastikan tercukupi kebutuhan proteinnya. 


Tips untuk Membersamai Anak Alergi Susu Sapi 
  • Jangan panik dulu, karena energinya akan nular ke anak 
  • Cari dokter dan konsultasikan jangan cari informasi dan diagnosa sendiri berdasarkan hasil googling, jangan asumsi sendiri ya!
  • Perhatikan semua asupannya
  • Cek kondisi lingkungannya sekitar, adakah yang sekiranya menimbulkan atau memicu alergi




Susu sapi merupakan protein hewani yang dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, akan tetapi ada anak yang alergi susu sapi, dampak ini juga dapat mempengaruhi ke tinggi anak. Ada penelitian, anak yang alergi susu sapi lebih berpotensi untuk memiliki tinggi badan yang tidak optimal daripada anak yang tidak alergi. Oleh kaena itu perlu dilakukan deteksi dini agar dapat penanganan yang lebih optimal. Pantau tumbuh kembang anak bisa melalui aplikasi tentang anak. 




 

Tidak ada komentar