Saatnya Sayangi Jantung Kita Dengan Mandiri Heart Protection

Bismillahirrahmaniirahiim,
Assalamu'alaikum...



Hampir 3 tahun sudah, saya kehilangan rekan kerja ditempat kerja saya yang baru. Mungkin baru sekitar 1 tahun saya berpartner dengan beliau, lambat laun kami semakin akrab dan mengerti satu sama lain sehingga pertemanan kami menjadi semakin baik. Apalagi semenjak kami berdua ditinggal oleh rekan kerja dan atasan kami yang memilih untuk melanjutkan pekerjaan ditempat lain. Waktu itu, pada awalnya teman-teman satu departemen akan mengadakan acara makan-makan bareng dan mengajak keluarga kami masing-masing dan berkumpul di apartemen pimpinan kami, namun rencana tersebut tidak menjadi kenyataan.

Di hari minggu malam, saya mendapat kabar yang sangat mengejutkan dari teman saya bahwa rekan kerja saya tersebut telah berpulang ke hadirat Allah SWT. Padahal beberapa jam sebelumnya beliau masih menjawab di group aplikasi pesan. Oleh karenanya saya dan teman-teman satu depertemen seakan tidak percaya dengan berita tersebut. Senin pagi saya menuju kantor dan berniat untuk langsung kerumah almarhum dengan seluruh teman satu departemen. Setelah mendengar cerita dari keluarga almarhum, ternyata almarhum pernah mempunyai riwayat permasalahan dengan jantungnya.

Sebelumnya almarhum sudah pernah dirawat di rumah sakit karena ada penyempitan pembuluh darah di jantungnya, namun setelah berangsur membaik, beliau tidak pernah melakukan pengecekan jantung kembali dan juga malah memiliki pola makan yang kurang terkontrol. Sebenarnya beberapa hari sebelum beliau meninggal, beliau mengeluhkan sakit pada jantungnya, namun tetap dibiarkan dan beliau memilih untuk berolahraga badminton dengan tetangganya dan pada set kedua disaat beliau akan mengembalikan shuttlecock, beliau tiba-tiba terjatuh dan akhirnya meninggal dunia pada usia 41 tahun. Umur yang terbilang belum tua dan masih dalam usia produktif.

Dengan adanya kejadian tersebut membuat saya semakin aware dengan kesehatan jantung saya. Apalagi didukung dengan adanya data dari Kementrian Kesehatan dan BPJS Kesehatan mengenai jumlah kasus penderita sakit jantung yang terus meningkat dan juga meningkatnya resiko penyakit jantung saat ini pada usia produktif dibawah usia 44 tahun.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 oleh Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa penderita penyakit jantung koroner mencapai 12.1% dari populasi. Sebanyak 22% penderita jantung berada dalam rentang usia 15-35 tahun dan sebanyak 39% pada usia dibawah 44 tahun. Data dari BPJS Kesehatan juga menyatakan hal yang serupa, bahwa pada tahun 2016 sebanyak 50.7% biaya kesehatan dihabiskan untuk pasien yang berkaitan dengan kesehatan jantung atau menghabiskan dana sebesar 14.6 triliun rupiah. Ternyata pengeluaran dana ini meningkat dari tahun sebelumnya, dana yang dihabiskan pada tahun 2015 adalah sebesar 14.3 triliun rupiah. Dan menurut data dari World Heart Federation mencatat bahwa setiap tahun terjadi kematian akibat penyakit jantung hingga 17.3 juta orang diseluruh dunia. Oleh karenanya penyakit jantung merupakan penyebab nomor 1 kematian diseluruh dunia.



Dari data diatas yang sudah saya informasikan sebelumnya dapat ditarik suatu informasi bahwa resiko penyakit jantung mulai menjangkiti usia muda. Ternyata meningkatnya penyakit pada usia muda didukung oleh perubahan gaya hidup seperti kurangnya waktu istirahat akibat padatnya jadwal pekerjaan, ditambah dengan pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur serta kurangnya waktu olahraga, walaupun ada juga pengaruh dari faktor keturunan.

Hal ini diutarakan langsung oleh dr. Friens Sinaga spesialis kardiovaskular dari rumah sakit Columbia Asia Pulomas saat saya menghadiri "Peluncuran Asuransi Mandiri Heart Protection" pada Rabu tanggal 13 Desember 2017 di Gedung AXA TOWER Lantai 46, Kuningan, Jakakarta Selatan. 


dr. Friens Sinaga
Sebelumnya sudah disebutkan bahwa biaya kesehatan untuk pengobatan penyakit jantung mencapai 50.7% dari total pengeluaran dari BPJS Kesehatan. Sehingga hal ini mencerminkan bahwa biaya untuk pengobatan penyakit jantung tidaklah murah dan memang mahal. Jadi apabila salah satu anggota keluarga kita terkena sakit jantung, maka sudah terbayang berapa banyak biaya yang dikeluarkan dan pastinya menimbulkan kerugian finansial bagi keluarga.

Oleh karenanya untuk menghadapai resiko penyakit jantung, selain dengan pola hidup sehat, kita membutuhkan proteksi berupa asuransi yang tepat. Nah AXA Mandiri menjawab kebutuhan tersebut dengan cara meluncurkan program asuransi bernama Asuransi Mandiri Heart Protection (MHP) seperti yang diutarakan oleh President Director AXA Mandiri yaitu Mr. Jean-Philippe VandenschrickAsuransi Mandiri Heart Protection adalah produk asuransi yang menjawab kebutuhan perlindugan Jiwa dan atau risiko penyakit jantung dan stroke.

Mr. Jean-Philippe Vandenschrick
Asuransi ini dapat dimiliki oleh masyarakat Indonesia dengan rantang usia 18-55 tahun dan dengan maksimum pertanggungan hingga usia 65 tahun. Asuransi MHP ini memberikan manfaat hingga 100% uang pertanggungan jika tertanggung didiagnosa serangan jantung atau stroke atau meninggal dunia karena sebab apapun.



Apa Keunggulannya Asuransi MHP?

Keunggulan yang dimiliki oleh asuransi MHP adalah pembayaran premi tahunan hanya sebesar 10 kali premi bulanan dan nasabah hanya perlu menjawab pertanyaan kesehatan tanpa perlu melakukan medical check-up. Direktur Channel Alternatif AXA Mandiri Bapak Henky Oktavianus menyampaikan bahwa biaya premi per bulannya sangat terjangkau yaitu mulai dari Rp 70.000 – Rp 1.170.000, atau premi setiap tahunnya yaitu sebesar Rp 700.000,- sampai Rp 11.500.000,- dan santunan yang diperoleh mulai dari 50 juta sampai 250 juta rupiah. Jika pemilik polis tidak menggunakan asuransi ini dalam waktu 10 tahun maka uang premi akan kembali 105%. Kesehatan terproteksi dan kalau pun tidak sakit uang bisa di debit.

Bapak Henky Oktavianus
Dalam kesempatan ini juga hadir Om Farhan yang dipercaya untuk menjadi MC nya, beliau pun sharing tentang sedikit tips sehat dan bugarnya. Presenter juga aktris ini juga mengikuti ajang lari Mandiri Jak Marathon loh. Gayanya yang kocak dan humble ini mampu memikat blogger-blogger khusunya ibu-ibu zaman now untuk sekedar berfoto ria like me ini :)


Mengenal Penyakit Jantung Koroner

Penyakit Jantung Koroner (PJK) umumnya disebabkan oleh penumpukan lemak, kolesterol dan sisa metabolisme sel yang lebih dikenal dengan plak. Penumpukam plak di dinding arteri koroner membuat arteri menyempit dan membatasi aliran darah ke otot jantung, proses ini di sebut aterosklerosis. Nah seiring waktu dan bertambahnya usia plak akan semakin menumpuk dan menyebabkan aliran darah ke otot jantung jadi terhambat.

Ketika otot jantung tidak mendapatkan suplai darah yang cukup dalam waktu yang lama maka akan mengalami pelemahan dan kerusakan permanen. Plak yang menumpuk akan mengakibatkan dinding koroner semakin menyempit dan jika plak telah menutupi seluruh permukaan arteri koroner makan akan menyebabkan serangan jantung secara tiba-tiba dalam banyak kasus menyebabkan kematian secara mendadak.

Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) menjadi salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Sesuai dengan Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), diharapkan seluruh komponen bangsa berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Penyakit Kardiovaskuler sebetulnya dapat dicegah dengan healthy lifestyle, seperti mengurangi merokok, diet yang sehat, aktivitas fisik dan tidak menggunakan alkohol. Juga memperhatikan pola makan. last but not least, cek kesehatan secara berkala ya!


Penyakit jantung ini silent killer, diam-diam bersembunyi hingga saatnya tiba dia meledak seperti bom gitu ya. Karena beberapa kasus terjadi tanpa disadari dan gejala. Nah perubahan pola makan yaitu banyak konsusmi junk food&fast food yang mengandung garam tinggi ini juga memicu terjadinya penyakit jantung loh!

Ternyata oh ternyta berhubungan sex yang berlebihan, terlau bahagia, terlalu sedih, terlalu mengejan memicu penyakit jantung. Penyakit jantung ini banyak banyak jenisnya, mulai jantung koroner, stroke, jantung hipertensi, gagal jantung dls. Penyakit jantung tergolong dalam kategori penyakit katastropik yang tak hanya mengancam jiwa, juga berpotensi menuimbulkan kerugian financial. Berdasarkan riset, potensi kerugian yang harus ditanggung pemerintah untuk biaya penyakit kardiovaskular mencapai Rp. 70.200 juta.

                           

Faktor Risiko Penyebab Penyakit Jantung Koroner
  • Merokok
  • Menderita penyakit Hipertensi/tekanan darah tinggi
  • Memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi
  • Diabetes
  • Pembekuan/pemnggumpalan darah
  • Kurang berolahraga
  • Obesitas
  • Faktor keturunan
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Pada umumnya gejalanya adalah nyeri dada, akan tetapi dalam beberapa kasus penyakit ini tidak menimbulkan gejala apapun. Selain nyeri dada gejala penyakit jantung koroner lainnya meliputi :   
  • Pusing atau sakit kepala
  • Sesak napas atau napas pendek
  • Detak jantung yang tidak beraturan atau jantung berdebar 
  • Berkeringat biasanya keringat dingin
  • Penurunan kondisi fisik (mudah capek, letih dan lemah) yang biasanya di barengi dengan rasa cemas yang berlebihan.
Gejala nyeri dada biasanya terasa kurang dari 10 menit dan akan hilang secara bertahap, akan tetapi jika nyeri dada dan gejala lainnya berlangsung lebih dari 15 menit kemungkinan besar itu merupakan gejala awal dari serangan jantung.

Tahukah teman-teman, dengan mengikuti pola makan dan rajin berolahraga, serta berhenti merokok. Setidaknya dapat mencegah sekitar 80% dari penyakit kardiovaskuler (Jantung).

Tak ada yang lebih menenangkan selain masa depan yang nyaman, dan hidup sehat sampai hari tua bersama keluarga tercinta. Yuk lindungi keluarga anda dari penyakit jantung dan PTM lainnya dengan gaya hidup sehat juga proteksi Jantung keluarga anda dengan Mandiri Heart Protection :)

Blogger Peduli Kesehatan Jantung :)



******


Sumber informasi :

http://www.ahlinyapenyakitjantung.web.id/angka-kematian-penyakit-jantung-di-indonesia/

Sumber Foto : 
www.masdede.com 

18 komentar

  1. Aku sayang jantung, makanya ku belikan dia asuransi MHP ehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, aware sejak dini lebih biak ya mas ono. Semoga jantungnya sehat-sehat ya :)

      Hapus
  2. Biaya penyakit jantung memang sangat menguras isi kantong ya mba. Smoga kita dan keluarga terhindar dari penyakit jantung ya mba. Aamin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul seklai, Aamiin...Ingat CERDIK dan GERMAS yak :)

      Hapus
  3. Wah Melinda ketemu bapake nih alias om Farhan xixi...

    BalasHapus
  4. asuransi ini bisa jadi alternatif bgt u yg punya resiko jantung yaa

    BalasHapus
  5. Ngeri yah risiko penyakit jantung. Aku jarang olahraga nih, insaf habis ikut acara kemaren harus rajin olahraga biar nggak kena penyakit jantung. ����

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget mas, bisa nyerang siapa aja tanpa pandang usia. Yes, harus semangat olahraga juga jaga pola makan :)

      Hapus
  6. Balasan
    1. Iyo, insha Allah kita semua dijauhkan dari penyakit ya. Stay fit and young yes hihihi

      Hapus
  7. Hidup sehat dan deteksi dini wajib hukumnya setelah banyak data menunjukan pentingnya hidup sehat dan akibat dari hidup kurang sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyes, betul banget itu. Mulai ubah pola hidup yang kurang sehat demi kesehatan jangka panjang :)

      Hapus
  8. Suami sepupuku juga meninggal krn jantung mbak padahal masih muda. Emang penyakit ini ngeri ya, kita harus aware dna supaya enggak memberatkan keluarga sebaiknya lindungi diri pakai asuransi TFS

    BalasHapus
  9. Inalillahi, ya alloh jadi makin sadar akan kesehatan jantung aku nih mba. Oke deh mulai skrg pelan pelan bergaya hidup sehat. Dan insya allah ambil proteksi finansialnya juga

    BalasHapus
  10. Duh penyakit jantung bahaya banget, bisa datang tiba-tiba dan kalau sudah ada serangan finansial pun harus ready. Jadi tertarik sama Mandiri Heart Protection

    BalasHapus
  11. Penting ngganya asuransi buat penyakit jantung kadang tergantung juga ya. Yang merasa ngga ada masalah dengan jantung mungkin ngga butuh. Tapi klo buat jaga-jaga, kayanya penting juga. Yang penting,tetap jaga gaya hidup yang sehat aja yaa :)

    BalasHapus