Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Generasi Emas


Pernahkah terlintas dalam pikiran kita apa sih yang menyebabkan gizi buruk pada anak-anak? Kurangnya pengetahuan tentang gizi seimbang, kondisi ekonomi yang lemah, hingga lingkungan yang tidak mendukung seperti yang terjadi di Suku Asmat, Papua yang lagi happening terkena gizi buruk dan wabah campak. 

Yang lebih memperhatikan lagi adalah ketika kondisi ekonomi keluarga dinyatakan mampu secara finansial tapi nyatanya anaknya mengalami gizi buruk :( Emang ada kejadian seperti ini? Ada kok, coba deh tengok kanan-kirinya disekitaran rumah kita, kalau tidak di temukan ya alhamdulilllah banget berarti lingkungannya sudah sadar akan pentingnya gizi seimbang.

Pada tanggal 20 Februari 2018 saya mengahadiri Talkshow Kesehatan dengan tema “Menyediakan Gizi Terbaik dalam Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)” yang berlangsung di Hotel Santika TMII, Jakarta Timur.

Sudah tak asing lagi tentunya dengan tema ini karena hampir sering di bahas, tapi masih perlu disebarkan lagi karena masih banyak yang belum aware tentang pentingnya 1000 HPK. Karena untuk mencetak generasi yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling untuk dilakukan adalah pemenuhan nutrisi anak sejak usia dini. 


1000 Hari Pertama Kehidupan Untuk Generasi Emas
oleh 
Endang L. Achadi selaku Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI)


Apa sih 1000 HPK itu?

1000 HPK atau 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode kehidupan seorang bayi/anak selama 9 bulan di dalam kandungan dan 2 tahun pertama seatelah lahir. Masa-masa golden ages kalau orang zaman now bilang :)


Perlu diketahui bahwa 2 minggu pertama diusia kehamilan terjadi pembelahan sel, 8 minggu pertama sejak pembuahan terjadi pembentukan semua cikal bakal organ tubuh. Organ-organ penting seperti jantung, pankreas mulai terbentuk. Perkembangan penting sebagian organ berlanjut sampai akhir kehamilan dan perkembangan penting sebagian organ berlanjut sampai kira-kira 2 tahun pertama kehidupan. Oleh krena itu sangat dianjurkan untuk merencanakan kehamilan dengan baik dan sehat. Bagaimana caranya?

Jadi jika sudah merencanakan dan mempersiapkan kehamilan sebaiknya asupan nutrisi dan gizi yang dikonsumsi Ibu mulai diperhatikan, perhatikan pola maka  gizi seimbang, karena ibu hamil yang sehat&bahagia Insha Allah akan melahirkan generasi anak yang sehat&bahagia juga :) 

Mengapa 1000 HPK Penting?

Karena bila periode ini tidak dilalui dengan baik, akan berakibat terhadap kecerdasan dan kesehatan yang bersifat permanen, sulit untuk diperbaiki, dan berpengaruh terhadap dua generasi berikutnya. So jangan disepelekan ya! Berikut ini akibat jangka panjang yang ditimbulkan :
1.      Kecerdasan (kemampuan kognitif) rendah
2.      Stunting
3.   Risiko tinggi menderita PTM (Penyakit Tidak Menular) seperti Diabetes, Penyakit Jantung, Stroke, dan Hipertensi


Setelah lahir, otak masih mengalami perkembangan fungsi, menurun setelah usia 2-3 tahun. Oleh karena itu, anak harus mendapatkan stimulasi yang baik sehingga perkembangan otaknya terus optimal.


STUNTING

Adalah tubuh yang lebih pendek dari standar usianya,yang terjadi akibat gangguan atau hambatan pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh. Biasanya hal ini disebabkan karena bayi/anak mengalami kekurangan gizi kronis dan/atau berulang dan sering menderita penyakit infeksi. Biasanya terjadi sejak dini, mulai seajk didalam kandungan, dalam periode 1000 HPK. Akibatnya pertumbuhan tulang dan organ tubuh lainnya terhambat.

Faktanya : 
  • 4 dari 10 anak balita Indonesia STUNTING! 
  • Bahkan menempati posisi ke 5 di dunia (Prevalensi tahun 2013 sebesar 37,2%).
  • Indonesia termasuk di dalam 17 negara, diantara 117 negara, yang mempunyai prevalensi tinggi stunting, wasting, dan overweight pada balita. 
  • Indoensia juga ada di posisi 62 dari 70 pada posisi kompetensi anak, hampir seluruh anak Indonesia mempunyai kognitif yang rendah.


Bagaimana agar Periode 1000 HPK dapat dilalui dengan baik?

 3 Poin berikut ini bisa menjadi acuannya :

  1. Asupan Adekuat yang Bergizi seimbang
  2. Pemberian ASI Ekslusif untuk bayi usia 0-6 bulan
  3. Mengupayakan tidak terkena penyakit infeksi




Panduan Gizi Seimbang
oleh 
Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK
Dr. Dr. Yustina Anie Indriastuti, M.Sc., Sp.GK


Apa sih Gizi Seimbang itu?

Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman makanan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah gizi kurang dan gizi lebihn (Kemenkes Ri, 2014).

Gizi Seimbang berbeda dengan 4 sehat 5 sempurna, karena 4 sehat 5 sempurna hanya menekankan pada jenis (nasi, lauk pauk, sayuran, buah & SUSU). Oiya jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh bervariasi sesuai kelompok umur dan status gizi seseorang ya. 


Ibu Hamil dan Ibu Menyusui membutuhkan tambahan energi sebesar 180-400 kalori serta 20 gram ektra protein perhari agar kebuthan zat gizi janin dna bayi terpenuhi. Tambahan yang dibutuhkan hanya 180 kalori untuk trimester pertama dan 400 kkal pada trimester selanjutnya.


Dan yang tak kalah penting adalah asupan zat besi dan asam folat saat hamil agar janin dan bayi tumbuh sehat. Kenapa ini penting? Karena peranan zat besi terkait persiapan menghadapi persalinan juga diperlukan oleh janin untuk pertumbuhannya dan sebagai persiapan cadangan zat besi saat ia lahir hingga berusia 6 bulan. Sedangkan asam folat diperlukan untuk pertumbuhan otak dan neural tube janin untuk mencegah terjadinya kecacatan.

Udah tahu belum kalau zat besi yang berasal dari hewani justru mudah diserap daripada yang berasal dari sumber nabati? Supaya zat besi mudah diserap oleh tubuh, diperlukan vitamin C. Dan perlu diingat sebaiknya saat makan sayuran hijau jangan bersamaan dengan minum teh ya, karena di dalam teh ada senyawa yang bernama tanin dan ini menghambat proses penyerapan zat besi.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi penyerapan zat besi :
1.      Asam askorbat/Vitamin C
2.      EDTA
3.      Gula+asam amino -> sulfur
4.      Fitat, oksalat, tanin, kalsium
5.      Asam lambung
6.      Meat factor
7.      Motilitas intestinal

Makanya saya lebih memilih minum air putih/jeruk hangat setelah makan, agar penyerapan zat besinya maksimal dan terhindar dari anemia. Saat sesi talkshow usai saya memberanikan diri untuk bertanya sama Dr. Tirta Prawita Sari, saya mengutarakan permasalahan yang terjadi pada diri saya mengenai berat badan yang tergolong kurus, ya bisa dibilang belum ideal gitu deh padahal frekuensi makan sudah ditambah. Intinya sih minta tips buat menaikkan berat badan hahaha. 

Walaupun badan saya mungil tapi alhamdulillah saya jarang sakit, dan hasil tes % lemak tubuh, % skeletal muscle, visceral fat, IMT, kolesterol semuanya normal. Artinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tetap konsisten dengan pola hidup sehat yang sudah dijalankan dan patau terus berat badan. Begitu paparnya dokter Tirta.

Menimbang berat badan bisa menjadi indikator apakah kita perlu mengurangi atau menambah makanan yang dikonsumsi. Seimbang berati mempunyai proporsi yang disesuaikan setiap kebutuhan tiap orang berbeda. 

Nah teman-teman sudah sejauh manakah mengupayakan hidup sehat di zaman now? Peran kita sebagai orangtua turut mendukung terciptanya generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas. Berikan yang terbaik untuk buah hati kita di 1000 HPK ya :)

Sumber Foto : Twitter 

*******

1 komentar