Launching Program Generasi Sehat Indonesia (GESID) untuk Remaja

Ketika melihat anak remaja yang sadar dan memiliki rasa peduli terhadap kesehatan juga lingkungannya itu sungguh bikin aku bangga sekaligus bahagia, iya bangga karena di usia remaja aja dia udah tahu betapa pentignya hidup sehat itu untuk masa depannya kelak. 

Banyak orang yang tahu ilmunya, tapi aktualisasinya hanya sekedar tahu aja belum mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Seberapa orang yang tahu juga paham akan pentingnya makan buah dan sayur? Dan seberapa banyak orang yang menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari? Ada yang bisa jawab ;)
Ngomongin soal kesehatan itu emang cukup komplek sih ya permasalahannya di Indonesia, mulai dari gizi buruk, anemia,  obesitas, malnutrisi hingga stunting yang kini masih menduduki peringkat ke-5 di dunia. 

Hmm tentang remaja, aku jadi ingat bahwa aku dulunya juga bukan anak yang demen makan sayuran, bisa dihitung jari sayuran yang disuka hahaha. Yup, sadarnya dan bener-bener sadar buat merubah ke pola hidup sehat saat kuliah. Dimana hidup sebagai anak kosan, yang buat makan aja suka pilih-pilih alias picky eater, belum lagi jam makan yang berantakan, kadang suka makan telat membuat aku jadi gampang sakit batuk, pilek huhuhu. Tapi hikmahnya gara-gara ini aku jadi merubah untuk hidup sehat. Simak selengkapnya perjalanan hijrahku dari Picky Eater move To Fruitaholic  di sini ;)


Kembali soal remaja, seberapa penting sih peran remaja terkait masalah gizi dan kesehatan? Mengapa remaja perlu di edukasi Gizi dan Kesehatan?
  • Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa yang akan datang , harus sehat dan berkualitas
  • Remaja, khususnya remaja putri, merupakan calon ibu di masa depan
  • Remaja putri yang sehat, setelah menjadi ibu, akan melahirkan anak-anak yang sehat dan ini bisa memutus stunting
  • Remaja yang mempunyai pengetahuan gizi dan kesehatan yang baik bisa mengedukasi lingkungannya dan mengaplikasikan untuk kehidupan sendiri, sehingga ke depannya akan memiliki anak-anak yang sehat dan berkualitas. 
Pendidikan gizi adalah kebutuhan saat ini, yang akan membantu remaja untuk mengadopsi kebiasaan makan sehat. 

Edukasi Nutrisi untuk Remaja

Masa remaja yaitu dimulai pada umur 10-19 tahun, harus diperhatikan mengenai terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada masa ini. Karena dapat mengakibatkan terlambatnya pematangan seksual dan hambatan pertumbuahn pada tubuhnya. Masalah nutrisi utama yang biasa terjadi pada remaja adalah defisiensi makronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutri, baik gizi kurang dan perawakan pendek maupun gizi lebih sampai obesitas yang keduanya seringkali berkaitan dengan pola makan kurang baik. 

Atas dasar inilah Danone Indonesia menginisiasi program untuk remaja yang dikenal dengan Program GESID. Pada tanggal 14 Desember 2020, program GESID resmi diluncurkan secara virtual dan disiarkan secara live via YouTube channel Nutrisi Bangsa juga webinar.




Hadir beberapa narasumber yang kompeten dibidangnya, diantaranya adalah :
  • Drg. Kartini Rustandi, M. Kes (Sesditjen Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatab RI)
  • Prof. Dr. Ir. Sri Anna Maryati, Msi (Ketua Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB)
  • Vera Galyg Sugijanto (VP General Secretary Danone Indonesia)
  • Karyanto Wibowo (Sustainable Development Director Danone Indonesia) 
  • Sharla Martiza (Pemenang The Voice Kid 2017) 



GESID, Apa itu?

GESID, kepanjangan dari Generasi Sehat Indonesia adalah program yang dibangun bersama FEMA IPB ini memberikan edukasi gizi dan kesehatan kepada sebanyak mungkin remaja usia SMP dan SMA dengan melengkapi tools edukasi berupa Buku Panduan GESID. Panduan GESID ini dilengkapi dengan modul interactive untuk memudahkan dalam mengedukasi remaja dan edukasi antar sesama remaja. Sehingga akan lahir duta-duta GESID dari setiap sekolah SMP dan SMA di Indonesia.  

Program edukasi gizi dan kesehatan remaja ini adalah sebagai upaya untuk mencegah stunting sejak dini, meningkatkan kepedulian siswa SMP dan SMA terhadap gizi seimbang, serta membantu terbentuknya remaja yang berkarakter.
 
3 Pilar GESID, Apa sajakah itu?

1. Aku Sehat 
Kepedulian terhadap gizi seimbang akan menjadikan remaja yang sehat, sehingga mereka siap terus beraktivitas dan berkarya. Gizi seimbang harus diterapkan pada fase remaja, karena pada saat ini terjadi perubahan struktur tubuh dan peningkatan kebutuhan gizi. 

2. Aku Peduli
Kepedulian berawal dari peduli dansayang terhadap diri sendiri. Sebagai remaja, merawat kesehatan reproduksi menjadi salah satu bagian penting dalam memulai kepedulian terhadap diri sendiri. Pentingnya merawat kesehatan reproduksi ini tidak hanya untuk kesehatan jangka pendek saja, namun juga jangka panjang bahkan hingga para remaja ini menjadi orangtua. 
  
3. Aku Bertanggungjawab
Ajak remaja agar lebih peduli dalam mencegah permasalahan yang dihadapi oleh kalangan mereka, salah satunya pernikahan dini. Anak pada usia remaja berhak untuk memiliki masa depan yang cerah sesuai dengan keinginan  mereka, serta menjalani masa remaja dengan semestinya. Untuk itu, orangtua harus memperhatikan faktor individu, faktor keluarga, serta faktor masyarakat yang dapat menyebabkanterjadinya pernikahan dini dan berperan aktif dalam upaya pencegahannya. 





Prof. Dr. Ir. Sri Anna Maryati, Msi selaku Ahli Gizi sekaligus Ketua Tim Ahli Pengembang Buku Panduan GESID menjelaskan melalui tiga pilar dalam buku panduan GESID, remaja enggak hanya diedukasi mengenai komposisi makanan yang dapat memenuhi kecukupan gizi, melainkan juga bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi kehidupan mereka di masa mendatang. Selain itu, dengan adanya buku panduan, ia mengatakan edukasi kepada remaja bisa berjalan terarah, mudah dipahami, dan mudah ditransformasikan ke bentuk-bentuk lain sesuai gaya kominikasi remaja.


Sustainable Develpoment Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan bahwa satu program yang jadi wujud komitmen mereka dalam membawa kesehatan ke banyak masyarakat ini baru akan diterapkan di masing-masing lima SMP dan lima SMA Jabodetabek, yang selama dua bulan belakangan terlibat sebagai bagian pilot project dengan 20 guru pendamping dan 60 orang siswa yang dipilih sebagai Duta GESID.

Oiya, meski belum semua SMP dan SMA di Indonesia tergabung dalam program GESID, Danone dan Departemen Gizi FEM IPB mengatakan akan segera mengunggah buku panduan GESID secara lengkap ke website masing-masing, agar bisa diakses oleh siapa saja dalam upaya edukasi terkait pemenuhan gizi dan kesehatan alat reproduksi. Menariknya nih ya, materi yang disediakan bukan cuma berbentuk buku, melainkan juga video interaktif. 

"Kunci dari suksesnya perbaikan gizi remaja terletak pada integrasi, maka dari itu ia sangat mengapresiasi integrasi yang diwujudkan oleh pihak swasta seperti Danone dan pihak perguruan tinggi IPB melalui kerjasama merancang program GESID yang dikhususkan untuk remaja sekolah menengah,"ujar drg. Kartini Rustandi. 

Harapannya dengan adanya program GESID ini makin banyak remaja Indonesia yang tak hanya melek gizi/sehat, peduli tapi juga bertanggungjawab atas dirinya sehingga generasi sehat indonesia bisa terwujud, aamiin. 


*******


Tidak ada komentar