Orang tua perlu mengetahui segala risiko yang bisa terjadi saat proses kelahiran, misalnya tentang kelahiran prematur. Apa sih kelahiran prematur itu? Menurut Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K), dikatakan kelahiran prematur jika bayi lahir di usia kurang dari 37 minggu.
Bertepatan dengan hari Prematur Sedunia yang jatuh pada tanggal 17 November dengan tema “Zero Separation, ACT NOW!”, Danone Specialized Nutrition Indonesia menyelenggarakan Bicara Gizi yang bertajuk “Tantangan dan Penanganan Kesehatan Bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur” dalam rangka untuk meningkatkan edukasi pencegahan dan penanganan kesehatan bagi ibu dan anak kelahiran prematur yang menghadirkan narasumber :
- Dr. dr. Rima Irwinda, SPOG(K), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal
- Dr. dr. Putri Maharani TM, Sp.A(K), Dokter Spesialias Anak Konsultan Perinatologi dan Neonatologi
Tahukah Bunda, bahwa anak yang lahir secara prematur memiliki risiko lebih tinggi lahir dengan masalah kesehatan serius dan jangka panjang. Semakin pendek masa kehamilan, semakin besar risiko kematian dan morbiditas. Hmmm bukannya mau nakut-nakutin sih, tapi emang begitulah fakta yang terjadi. Oleh karena itu, bayi yang lahir prematur perlu mendapatkan perhatian khusus dan ekstra. Hal ini tentu saja harus diimbangi dengan pengetahuan mengenai tantangan dan penanganan kesehatan kelahiran prematur bagi Ibu dan si Kecil sebagai langkah awal intervensi tepat bagi keduanya untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil dengan optimal.
Apa itu Kelahiran Prematur?
Kelahiran prematur bisa dicegah loh, misalnya dengan mengetahui kondisi kesehatan sang ibu. Ya, dengan deteksi dini meminimalisir atau mencegah kelahiran prematur. "Sebagai dokter kandungan hal utama yang harus dilakukan adalah memberikan edukasi untuk mendukung kehamilan yang sehat, konsultasi kepada ahlinya, dan menekankan pentingnya memahami faktor risiko kelahiran prematur", ungkap dr. Rima.
Riwayat kelahiran dapat meningkatkan risiko prematur bagi ibu yang memiliki riwiyat abortus (1,9 kali lebih berisiko), riwayat persalinan prematur (3 kali lebih berisiko), dan riwayat persalinan sesar (2,9 kali lebih berisiko).
dr. Rima menambahkan beberapa riwayat kelahiran prematur bisa saja terjadi jika usia ibu melahirkan kurang dari 19 atau lebih dari 35 tahun, stres maternal yang dialami oleh ibu, dan jumlah cairan ketuban yang tidak normal. Jadi ingat cerita seorang teman yang melahirkan putrinya secara prematur karena sang ibu ternyata mengalami keputihan parah, ternyata ada infeksi di vaginanya :(
Salah satu upaya untuk menurunkan risiko kelahiran prematur dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi melalui suplementasi Omega3, Zinc, Vitamin D3, atau multi-mikronutrien. Defisiensi atau kekurangan Vitamin A, B6, B12, D, folat, PUFA, Zinc, selenium, kalsium, besi, magnesium meningkatkan risiko kelahiran prematur. Yes, nutrisi memegang peranan penting dalam mencegah persalinan prematur.
Sebaiknya jika sedang merencanakan kehamilan, ibu terlebih dahulu memeriksakan dan berkonsultasi kepada dokter kandungan, melakukan screening atau medical check up untuk mengetahui kondisi kesehatan secara lengkap.
Dampak pada kelahiran Prematur dan Penanganan Kesehatan
Yang dikhawatirkan ketika bayi lahir prematur adalah :
- Gagal Tumbuh
- Stunting
- Sindrom Metabolik
- Gangguan belajar
- Gangguan konsentrasi
- Gangguan tingkah laku
- Tantrum
- Kesulitan makan
Beberapa faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kelahiran prematur dapat dikategorikan menjadi 3 karakteristik yaitu :
- Karakteristik ibu terkait usia, kebiasaan merokok, dan kondisi psikologis ibu.
- Karakteristik nutrisi terkait indeks massa tubuh, kenaikan berat badan selama kehamilan, kebiasaan makan, kebiasaan minum kopi, dan konsumsi suplementasi.
- Karakteristik kehamilan meliputi riwayat persalinan, riwayat memiliki anak kembar, masalah kesehatan selama kehamilan, dan riwayat pemeriksaan USG.
Urgensi Pertumbuhan anak lahir prematur salah satunya adalah menerima perhatian dan stimulasi untuk perkembangan jangka panjang. Selain si Kecil, Ibu juga perlu mendapatkan perhatian untuk memulihkan diri. Ibu yang melahirkan prematur memiliki kekhawatiran berlebih, stres, dan juga kelelahan karena si Kecil harus diperhatikan lebih ekstra.
Tujuan penanganan bayi prematur bukan hanya untuk hidup saja, namun memiliki kualitas yang baik dan ini dimulai dari penanganan sejak lahir.
Jadi flash back mengingat saat melahirkan satu tahun yang lalu, bersyukur dan alahmdulillah anak terlahir cukup bulan dan dalam keadaan sehat tanpa kurang suatu apapun. Jangan ditanya rasanya gimana ya wkwkwk.
- Rutin kontrol untuk pemantauan tumbuh kembang
- Tanyakan apakah bayi sudah tumbuh sesuai kurva pertumbuhan
- Apakah perkembangan sudah dicapai sesuai usianya
Oiya untuk menambah wawasan tentang kesehatan, bisa baca-baca di https://www.nutriclub.co.id atau follow IG : @nutriclub_id
Tidak ada komentar